Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[AAA] Makan Hati

30 Januari 2016   07:25 Diperbarui: 30 Januari 2016   08:11 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[AAA] Makan Hati ~ 18:39 29 Januari 2016

 

Aku pasti makan hati setiap hari 

Bisa-bisa sehari habis sepuluh gelas kopi 

Tanpa sianida yang pasti 

Bagaimana tidak makan hati 

Kompasianer bebas mengkritik sesuka hati 

Sementara aku seakan tak punya nyali  

Terikat aturan dan wanti-wanti 

Bila bikin klarifikasi dibilang ngeles membela diri 

Kalau diam seribu bahasa dikatakan sedang sembunyi 

Seperti banci 

Padahal aku ini gagah berani 

Sungguh makan hati 

Hanya bisa menghibur diri dengan bernyanyi 

Sakitnya tuh di sini 

Ya di sini 

Sekali lagi ah sakitnya di sini 

 

Kompasianer boleh marah tanpa harus mengerti 

Sementara aku harus mengerti 

Tak boleh ikut emosi 

Kalau tak mau dikatakan tak menjunjung demokrasi

Arogan dan tak punya empati 

Nanti ramai-ramai minta dipecat lagi 

Bagaimana dengan anak bini? 

 

Tak apa kerjaku tak diapresiasi 

Aku tetap akan bekerja dengan janji  

Demi mengejar prestasi 

Yang tahu kerjaku ya bos yang di sini 

Di malam yang sepi 

Dalam hening merenungi 

Mengambil langkah introspeksi 

Jadi Admin memang resikonya begini

Senantiasa harus banyak memahami

Sekaligus menambah kualitas diri 

Dan bekerja lebih baik lagi 

Bukan mengharap puji 

Namun menjaga integritas diri 

Sambil berharap naik gaji dua kali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun