Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah

4 Januari 2016   12:59 Diperbarui: 4 Januari 2016   12:59 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ~ 12:32 4 Januari 2016

 

Ada dua kisah yang aku dengar entah waktunya 

Pada kisah yang pertama 

Seorang pemuda kurang ajar pada orang tua 

Ia merasa tak mengapa 

Memahami mabuknya si pemuda 

Si pemuda terus melakukan hal yang sama 

Pak tua memberi teguran bijaksana 

Berpikir sudah tak apa-apa 

 Waktu selanjutnya 

Terkabar si pemuda mendapat celaka 

Akibat membunuh dengan sengaja 

Hukuman mati harus diterima 

Menyesallah pak tua 

Andai dulu ulah si semuda tak menganggap tak apa-apa 

 

Ada kisah yang dua 

Ibu yang selalu membela anaknya 

Segala salah diangap tak apa-apa 

Atas nama sayang dan cinta 

Anak kurang ajar dan tak beretika 

Dianggap biasa dan disikapi dengan tawa 

Berpikir si buah hati masih anak-anak pula 

Perilaku anak semakin merajalela 

Pada akhirnya si anak berperkara 

Membunuh dan kasus narkoba 

 

Saat kematian tiba 

Si anak berkata 

Ibu beginilah akibatnya 

Aku selalu dimanja dan dibela 

Tak pernah mengajariku ilmu agama 

Ibu yang telah mengajarkan aku jadi anak durhaka 

Menyesal sang ibu berlinang air mata Namun kematian tak dapat ditunda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun