Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanya

28 Desember 2015   11:12 Diperbarui: 28 Desember 2015   12:10 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanya ~ 09:47 28 Desember 2015

 

Apakah hidupku harus terus begini selamanya?

Makan, kerja, berkeluarga, sibuk bersosial media     

Beribadah suka-suka dan berbuat baik jika ada maunya 

 Sementara dalam kesalahan bersuka-cita 

Lalu mati tanpa makna 

 

Siapakah diriku yang sesungguhnya?

Hal sepenting ini aku masih sering lupa 

Hingga berperilaku tak sesuai sejatinya manusia 

Mahkluk bermartabat dan berharga   

Lebih suka bergumul dalam nista 

 

Di manakah aku harus kembali setelah keberadaan tubuhku tiada lagi?  

Sejatinya aku mengerti akan keberadaanku saat ini 

Bahwa di dunia tempat untuk memperbaiki diri 

Membina kembali kualitas diri yang sejati 

Hingga pantas menghadap Ilahi 

 

Mengapa aku masih bebal dan tak memahami? 

Kebenaran-kebenaran yang ada sekadar omongan basa-basi  

Bahwa hidup di dunia harus berarti 

Bukan hidup sekadar menunggu mati

Namun ada hidup yang abadi 

 

Kapankah aku bersungguh hati membuka diri

dan hidup selaras Kehendak Yang Maha Suci? 

Hidup sesuai nurani sebagai pelita diri 

Bukan selalu mencari alasan nanti dan nanti 

Hingga semua kesempatan tiada lagi 

Menyesal pun tiada arti

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun