Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Kartini RTC] Rini

20 April 2015   01:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

katedrarajawen no 33

"Maaf, Bu. Rini tidak bisa memenuhi keinginan Ibu, agar aku menikah dulu. Selepas SMU ini Rini mau melanjutkan kuliah. Rini menegaskan sikapnya.
"Tapi, Ibu sudah tak sanggup lagi membiayai kamu, Rin!" Bu Mina memelas. "Lebih baik kamu menikah dengan Amir. Lagipula menikah itukartini ibadah loh." Bu Mina masih berharap Rini berubah pikiran.
Rini menghela nafas dalam-dalam. "Bu, ibadah itu bukan hanya menikah. Dalam usia Rini yang masih mudah banyak hal yang bisa Rini lakukan sebagai ibadah. Rini masih ingin sekolah tinggi, agar kelak ilmunya bermanfaat sebagai ibadah. Toh nanti Rini juga akan menikah memberikan ibu cucu. Tapi tidak sekarang ya., Bu."
Di ruang tamu yang sederhana itu. Bu Mina tak bisa memaksakan lagi karena ia tahu bagaimana sifat Rini yang keras seperti ayahnya yang sudah meninggal setahun yang lalu.
"Bu, percayalah, pada waktunya Rini akan membuat Ibu bangga daripada sekadar kebanggaan dengan melahirkan cucu untuk Ibu." Rini tersenyum sambil memeluk tubuh ibunya yang sudah mulai menua yang dibalut dengan pakaian sederhana.
"Iya, Nak. Ibu percaya dan akan selalu berdoa yang terbaik untukmu."
"Amin, terima kasih, Bu."
Bu Mina tersenyum memeluk erat Rini. Diam-diam hadir kebanggaan akan tekad putrinya untuk menjadi wanita yang berguna bagi sesamanya.
"Rini ingin kuliah ambil jurusan sastra dan nanti berkarya melalui tulisan-tulisan Rini ingin menginspirasi para wanita. Bukan hanya itu, Rini juga ingin turun langsung membantu para wanita di desa-desa, agar lebih terbuka pikirannya. Itulah cita-cita Rini, Bu."
Senja yang mulai memerah di ufuk sana turut membuat mata Bu Mina ikut memerah pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun