Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sikap Kasar: Usaha Manusia Lemah agar Terlihat Kuat

16 Oktober 2013   10:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:29 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sikap kasar hanya usaha manusia lemah agar terlihat kuat [ERIC HOFFER]



Ada yang bangga bersikap kasar, karena dengan sikapnya itu membuat orang lain ketakutan tidak berani melawan. Berceritalah ke kiri-kanan akan kehebatannya,"Si itu kemarin saya damprat habis-habisan. Rasain sampai ketakutan. Sekarang gak berani macam-macam lagi. Syukurin!"

Padahal mereka yang kuat secara kejiwaan tidak akan mungkin bersikap kasar pada orang lain. Tapi dengan kelembutan hati dan ketegasan menaklukkan diri sendiri lalu menguatkan seseorang.

Benarlah, bahwa orang yang suka bersikap kasar sebenarnya adalah manusia lemah yang tidak dapat menguasai dirinya. Ia yang bersikap kasar sesungguhnya menunjukkan ketidakmampuan untuk mengendalikan diri. Apa yang perlu dibaggakan?

Mereka yang suka bersikap kasar justru menandakan kerapuhan jiwa. Mudah terbawa emosi dengan mengeluarkan caci-maki. Bukankah ini memang kelemahan?

Orang berbudi dan memiliki kekuatan intergritas pasti malu untuk bersikap kasar. Jadi benarlah sikap kasar seseorang itu hanyalah membuktikan kelemahannya.

Ketika ada yang bersikap kasar pada kita dengan jurus caci-makinya dan kita bergeming. Tidak membalasnya dan tidak tergoyahkan ketenangan hati, maka sesungguhnya kita layak disebut manusia yang memiliki kekuatan sejati. Keegoan telah terkalahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun