Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar Hidup Bahagia dari Tjiptadinata Effendi

4 September 2013   12:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:22 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebahagiaan bukan dicari. Tetapi dibagikan. Dengan demikian akan semakin banyak kebahagian yang datang mengisi hidup kita.

Sesungguhnya kebahagiaan itu tak perlu dicari. Sebab sudah berada pada dasar hati kita tinggal bagaimana mengelola dan memanfaatkannya saja.

Mutiara hati Pak Tjiptadinata untuk menikmati kebahagiaan yang sejati adalah:

Dengan uang Anda dapat membeli sebuah kesenangan, tapi bukan kebahagiaan. karena kebahagiaan hanya akan tercipta bila kita mampu bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki.



Walau kita sepakat bahwa uang bukanlah sumber utama untuk menjadikan hidup kita bahagia. Tetapi ada saja dari kita yang menjadikan mencari uang itu sebagai tujuan hidup untuk meraih kebahagiaan.

Lucunya demi mencari uang yang dianggap akan mendatangkan kebahagiaan sampai harus mengorbankan kebahagiaan yang sudah ada di depan mata.

Padahal kalau cuma untuk menikmati hidup bahagia tidak perlu mengejarnya ke mana-mana. Cukup bersyukur dengan apa yang dimiliki sudah akan mendatangkan kebahagiaan yang melimpah.

Bersykur bukan sekadar ucapan. Tapi berasal dari ke dalaman hati, maka segalanya akan terasa nikmat.

Namun berapa banyak dari kita yang mampu selalu bersyukur dalam segala keadaan?

Ketika sedang menyelesaikan tulisan ini, tiba-tiba hujan turun. Seorang karyawan wanita yang melintasi di depan saya langsung berujar,"Aduuuh kok hujan sih?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun