Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Bagaikan Berjalan di Tepian Jurang dan Berlayar di Samudra Luas

15 Juli 2013   10:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:32 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya kisah hidup kita menjadi pahlawan kehidupan atau hanya sebagai pecundang adalah ditentukan langkah demi langkah yang telah kita tempuh sepanjang hayat. Kelak sejarah yang akan menilai dan apa yang akan kita peroleh di masa depan di kehidupan yang akan datang.

Berapa banyak manusia yang dapat sampai tujuan dalam perjalanan hidupnya? Berapa banyak yang dapat mencapai pantai seberang?

Bila hidup diibaratkan berjalan di tepian jurang dan berlayar di samudra luas. Ya, hidup ini adalah bagaikan berjalan di tepian jurang atau berlayar di samudra luas untuk mencapai tujuan.

Tepian jurang yang penuh rintangan dan bahaya yang menghadang. Licin dan terjal. Samudra luas yang penuh ombak penderitaan dan gelombang masalah.Setiap manusia berusaha untuk sampai pada tujuan pada akhirnya.

Tetapi entah berapa banyak yang terpeleset jatuh dan ditelan lembah kehidupan atau ada pula yang berusaha bangkit dan meneruskan perjalanannya.

Tidak sedikit pula yang tergulung gelombang cobaan dan kesengsaraan. Namun entah berapa  banyak yang dapat bangkit dan kembali terus mengarungi lautan kehidupan untuk sampai di pantai seberang.

Apa tujuan hidup manusia? sejatinya adalah berjalan kembali ke Kampung Halaman. Ke asal di mana setiap jiwa manusia berasal. Di manakah itu? Silakan definisikan sendiri menurut pemahaman keyakinan masing-masing.

Fokus pada tujuan dengan berpegang pada keyakinan akan dapat menghindari banyak masalah dalam perjalanan hidup ini.

Ajaran yang kita yakini sebagai kebenaran hidup akan menjadi penuntun yang pasti bila kita setia menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Tak diragukan.

Hidup bagaikan berjalan di tepian jurang dan berlayar di samudra luas. Sungguh perlu perjuangan untuk melalui banyak penderitaan dan kesusahan untuk sampai tujuan meraih kebahagiaan. Apakah kita termasuk meyakini kebenaran ini?

Bahwa hidup di dunia merupakan di mana kita menjadi siswa untuk menentukan kelayakan lulus tidaknya kita kelak sebagai manusia. Bahwa dunia ini adalah universitas kehidupan dan lautan ujian untuk penentuan status kita sebagai manusia nantinya.

Coba kita bertanya-tanya, sampai di level mana saat ini nilai kehidupan kita sebelum ditentukan dengan seadil-adilnya  di masa depan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun