[caption id="attachment_279335" align="aligncenter" width="300" caption="@ahok.org"][/caption] Aje gile! Ampun deh! Untuk memaksa Wakil Gubernur Jakarta yang dikenal akrab dengan Ahok minta maaf saja ada pihak yang sampai harus menyewa 100 pengacara.
Secara tidak langsung hal ini menunjukkan pihak yang berseberangan dengan Ahok menyadari betapa hebatnya seorang Ahok.
Kejadian ini mengingatkan kita pada film-film kebanyakan dimana jagoan cuma satu tapi banditnya pasti banyak.
Mungkin pihak yang hendak menyomasi Ahok terinspirasi film-film India yang sering ditonton. Karena sudah Ahok sebagai jagoan, maka untuk melawannya perlu segerombolan orang untuk melawannya.
Yang mengherankan pihak yang menamakan dirinya Asosiasi PKL itu sampai sanggup mengerahkan pengacara sampai 100?
Kalau memang benar asosiasi ini sanggup menyewa sedemikian banyak pengacara. Apa ini bukan mempertontonkan kemapanan mereka?
Bisa juga keadaan ini dimanfaatkan pihak yang punya kepentingan meminjam nama PKL demi agenda mereka dengan mengerahkan 100 untuk menggertak Ahok dan tujuan akhirnya adalah untuk menjatuhkan Jokowi.
Kemungkinan lain para pengacara itu dengan suka rela mengajukan diri untuk membantu PKL demi kepentingan mereka sendiri.
Apa pun bisa terjadi. Cuma aneh saja demi untuk mendapatkan sebuah kata 'maaf' harus repot-repot begitu. Padahal kalau mau jujur, selama ini para PKL sudah bikin banyak orang kerepotan dan untung banyak belum pernah menyatakan permintaan maaf bagi mereka yang dirugikan.
Jadi membaca pernyataan Ketua Asosiasi PKL di media bahwa Ahok telah melanggar HAM dan UUD 1945 dan juga melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan, sungguh berlebihan. Karena apa yang dilakukan Ahok semata untuk menegakkan aturan.
Ditambah lagi, kenyataan di lapangan para PKL justru sudah pro aktif dengan banyaknya yang mendaftar untuk direlokasi ke tempat yang sudah disediakan.