Saya demi untuk menulis atau aktif di sosial media saja rela seakan mewajibkan diriku setiap hari tanpa sadar dengan mengorbankan kewajibanku untuk ibadah atau lupa memeluk istri tercinta dan melakukan pekerjaan dengan baik.
Tahu Salah Tapi Tidak Merasa Kewajiban Menjadi Baik
Saya tahu sedalam-dalamnya atas kesalahan dengan banyak melalaikan kewajibanku sebagai manusia. Cuma seringkali pula tidak sadar sedalam-dalamnya untuk berusaha dengan sepenuh hati untuk berubah dengan mengulangi kesalahan yang sama.
Mungkin ada yang mengatakan menjadi baik itu adalah pilihan. Tapi justru saya memahami menjadi baik itu adalah kewajiban sebagai manusia. Mengapa? Karena apa yang yang diajarkan semua agama adalah hal-hal yang baik. Sejatinya juga manusia pada hakekatnya adalah baik dan bila kini hidup dalam kesalahan, maka ada kewajiban untuk kembali menjadi baik.
Sudah entah berapa lama, saya tahu banyak kesalahan dan kewajiban yang telah dilalaikan. Tapi sampai saat ini kondisinya tetap sama. Sama banyak salahnya. Sama banyak kewajiban yang telah dilalaikan.
Penyakit Jiwa
Saya pikir inilah penyakit jiwa yang sedang menghinggapi umat manusia. Tahu salah, tapi tetap mengulang kesalahan yang sama. Tahu itu kewajiban tapi tetap tidak mewajibkan diri untuk melaksanakannya.
Tahu salah tapi tidak sadar-sadar dan terus mengulangi kesalahan yang sama, itulah penyakit batin yang sedang merasuki umat manusia pada jaman kegelapan ini. Kegelapan batin namanya.
Yang lebih parah lagi adalah tidak menyadari penyakit batin yang sedang diderita. Tapi bila penyakit fisik yang dialami dapat menyadarinya.
Sejatinya penyakit jiwa itu lebih penting dan genting untuk diobati sebab ini menyangkut kehidupan saat ini dan nanti. Tetapi saya tetap lebih memilih segera berobat ke dokter bila sedang demam, sedangkan sakit iri, dengki, dan benci.
Tiba-tiba ada suara yang bergetar,"Ehmmm....makanya sadar bro, jangan cuma bisa menulis dan eksis di sosial media saja. Jangan lupa kewajibannya dong untuk menjadi manusia yang baik!"