Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Stress

14 Februari 2014   15:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Demi uang, kekuasaan, kedudukan, kenamaan, gengsi, ambisi harus berujung pada stress. Bukannya tak boleh ada keinginan. Tapi perlu mengukur diri dan tahu kebutuhan sejati yang perlu dicari.

Ketika keinginan berlebih dan tak bisa terpenuhi, maka stress yang didapati. Ini boleh dibilang penyakit masyarakat terkini.

Jangan heran bila yang masih anak-anak saja bisa stress gara-gara keinginannya punya HP BB tak terpenuhi, sebab anak-anak tetangga kiri-kanan sudah pakai BB semua. Sementara orangtua belum sanggup membelikan.

Jadi ingat diri sendiri kelakuannya dulu, gara-gara HP rusak saja bisa stress berat, jadi uring-uringa karena tak bisa memosting tulisan.

Mau Bahagia Tidak Mau Sedih

Ketika sukses kita bahagia dan pada saat gagal kita stress. Bahagia diterima namun gagal ditolak. Padahal keduanya adalah bagian kehidupan. Tidak adil bukan?

Seandainya, kita dapat bersikap adil, mau menerima sukses dan gagal apa adanya, maka kita tidak akan bermasalah dengan stress yang akan menyusahkan hidup kita.

Menang atau kalah diterima. Sukses dan gagal dirangkul. Tak ada yang perlu ditolak. Dengan memperlakukan semuanya dengan adil, maka stress tidak akan mendapat tempat.

"Berpikir" dengan Hati

Harus diakui stress yang kita alami karena beban pikiran yang begitu berat. Otak terus bekerja, sehingga di ranjang pun tak bisa tidur nyenyak.

Ada teman yang mengatakan, lebih baik capai badan daripada capai pikiran. Kalau capai badan keringatan dan setelah istirahat bisa segar kembali. Kalau capai pikiran? Lama-lama jadi stress.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun