Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bila...

31 Januari 2014   22:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bila aku tak meremehkan setiap kata-kata benar yang sederhana yang kutemukan, pasti jiwaku akan semakin diperkaya.

Bila aku mau merendahkan hati, memungut kata-kata mutiara yang berguna dan berharga, bukan menaruhnya di tong sampah, pasti jiwaku sudah berbahaya menerangi setiap langkah hidupku.

Pernah aku membaca:

Bila tak sanggup mengasihi jangan menyakiti. Bila tak bisa memuji, janganlah menghina. Bila tak sanggup memberi, janganlah mencuri. Bila tak dapat berbuat baik, jangan berbuat jahat.

Bila saja setiap kata-kata baik dan benar bukan hanya jadi pengetahuan. Tapi tertanam dalam hati, hingga menjadi perilaku. Maka bermanfaatlah hidup ini.

Bila saja waktu hidupku lebih banyak melihat kesalahan diri sendiri dan memperbaiki. Bukannya sibuk melihat kesalahan orang lain dan mempergunjingkannya, maka hari ini aku layak disebut orang baik.

Bila saja selama perjalanan hidupku ini aku dapat selalu menyediakan waktu untuk mencari kebahagiaan dengan keheningan dari dalam, maka kebahagiaan sejati sudah jadi miliki. Sayangnya selama ini aku lebih sibuk mencari kebahagiaan di luar yang hanya memberikan kebahagiaan semu.

Bila saja sejak dulu aku menyadari akan hakekat kehidupan ini, bahwa hidup adalah melayani dan melakukan hal yang berguna bagi sesama, maka jalanku sudah semakin dekat untuk menggapai-Nya. Akan tetapi selama ini aku lebih sibuk memikirkan kepentingan diri sendiri dan lebih banyak merugikan orang lain.

Bila....Ach...Aku ingin menjadi diriku sendiri, memastikan bahwa aku mengenal siapa diriku yang sejati. Tuhan, tuntunlah dengan Cahaya dan Kasih-Mu.

@refleksihatimenerangidiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun