Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Selamat Tinggal...

18 November 2013   14:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:00 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak heran, sebab semakin hari kemerosotan kesadaran kita sebagai manusia semakin mencemaskan. Kerinduan untuk kembali menjadi manusia selayaknya masih kalah pamor dengan keinginan untuk menjadi orang kaya, terkenal, dan memiliki kekuasaan.

Tempat-tempat hiburan kini lebih menarik minat kita dari pergi ke rumah ibadah untuk 'bertemu' Tuhan. Karena kita dapat berkilah,"Kan Tuhan ada di mana-mana. Tidak harus ke rumah ibadah. Bahkan Tuhan ada di hati saya." Benarkah Tuhan ada di hati saya? Kalau ada, mengapa kelakuan masih _seperti_ hantu?

Jadi, masihkah ada keberanian kita untuk mengucapkan: 'SELAMAT TINGGAL' kepada sifat-sifat buruk yang telah lama menjadi sang kekasih?

Spontan otakku mengeluh,"Aduuuuhh...gimana ya??? Soalnya...."

@refleksidiriuntukmenerangihati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun