Di saat-saat saya sedang galau memikirkan kenaikan gaji yang tertunda. Dimana seharusnya sudah naik per Januari 2013. Ditambah masih memikirkan besaran kenaikannya. Apakah sebesar sekitar 40 persen seperti pada kenaikan gaji buruh yang sudah berlaku?
Lebih tinggi atau lebih rendah? Tentu senang kalau bisa lebih tinggi. Tapi sudah was-was bakal gigit jari bila lebih rendah kenaikannya. Rasanya dada ini masih dag dig dug.
Eh, malah baca berita tentang Jokowi yang cuek soal wacana kenaikan gaji kepala daerah yang dilontarkan Presiden SBY dan sedang digodok Kementerian Dalam Negeri. Namun kabarnya kenaikan gaji para pemimpin daerah itu akan diiringi akan adanya tunjangan yang dihilangkan.
Apa kata Jokowi?
"Ya, enggak apa-apa. Gaji dihilangkan juga enggak apa-apa. Ha..ha..ha," kata Jokowi sambil tertawa, di Jakarta, Selasa, 26 Februari 2013. Dilanjutkan," "Mau gaji sama tunjangan dihilangin juga enggak apa-apa. Enggak pernah mikir."[dikutip dari Tempo.co]
Menurut Jokowi, ia tidak mau rumit memikirkan masalah gaji dan menyerahkan semuanya pada pemerintah. Jokowi ingin fokus pada tugasnya sebagai gubernur. Bagi Jokowi gaji bukanlah yang terpenting, bekerja demi rakyat itu lebih penting.
Saya jadi berpikir, andaikan sebagian besar pemimpin kita mengikuti apa yang dilakukan Jokowi. Apa yang ada di dalam pikiran Jokowi. Dalam masalah gaji dan tunjangan saja santai menyikapi. Boro-boro berpikir untuk korupsi.
Bisa dibayangkan. Bagaimana keadaan negara kita bila para pejabat kita jauh dari urusan korupsi dan lebih memilih untuk mengabdi?
Tidak mustahil, negeri kita rakyatnya akan hidup makmur sejahtera. Sebab negara kita memiliki potensi kekayaan yang sangat melimpah. Tetapi selama ini dikuras hanya demi kepentingan para pejabat saja. Tidak heran, rakyat hanya kebagian sisa.
Apa yang ditujukkan Jokowi sebagai pemimpin dengan kesederhanaan dan kejujurannya sejatinya menjadi teladan bagi generasi muda yang akan menjadi pemimpin kelak. Jangan meniru para pejabat bejat yang lebih mengutamakan syahwat kekuasaan.
Joko Widodo@Merdeka.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H