Ternyata Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) punya sudut pandang lain soal pengurangan subsidi BBM. Bahkan setuju tidak ada lagi. Dengan kata lain Ahok mendukung pemerintah meanikkan harga BBM.
Apakah Ahok sudah tidak pro rakyat lagi?
Adapun alasan Ahok setuju harga BBM dinaikkan, karena manfaat subsidi itu tidak dirasakan secara langsung oleh rakyat kecil.
Seperti yang dikutip Kompas.com, Jumat (14/6/2013) Ahok menegaskan,"Kita setuju tidak ada subsidi BBM karena orang miskin itu tidak butuh BBM. Orang miskin itu hanya butuh jaminan harga sembako yang tidak naik, jaminan pendidikan, jaminan kesehatan, jaminan perumahan, jaminan tempat usaha."
Soal subsidi BBM memang menjadi dilema selama ini. Tidak dinaikkan semakin membebani pemerintah. Dinaikkan rakyan yang terkena dampaknya. Harga-harga melambung. Akibatnya pengeluaran semaki besar.
Yang jadi pertanyaan. Apakah subsidi yang diberikan sudah benar-benar bermanfaat secara langsung bagi rakyat kecil? Sebab ada anggapan subsidi yang ada justru menguntungkan orang yang mampu.
Apabila persoalan subsidi ini tidak dituntaskan oleh siapapun yang menjadi kepala pemerintahan. Dipastikan masalah ini akan selalu ada.
Seperti yang disebutkan Ahok, yang benar-benar dibutuhkan orang miskin itu adalah jaminan harga sembako yang tidak naik, jaminan pendidikan, jaminan kesehatan, jaminan perumahan, jaminan tempat usaha.
Selanjutnya pemerintah juga harus menyediakan transportasi massal yang nyaman dan aman, sehingga penggunaan mobil pribadi berkurang.
Hal ini akan berdampak langsung pada penghematan BBM yang luar biasa. Karena warga akan beralih ke transportasi massal yang lebih ekonomis.
Ini yang sebenarnya merupakan tantangan berat bagi pemerintah kedepannya untuk menjamin keberadaan unsur yang disebutkan di atas. Jadi solusi pemberitaan BLSM atas imbas kenaikkan BBM bukan solusi yang terbaik.
Seperti kita tahu kompensasi atas kenaikkan BBM ada empat. Yakni Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan beras miskin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H