Peringatan: Tulisan kisah Si Kate tidak
berkepentingan membuat Anda tertawa berguling-guling sampai nungging atau terkencing-kencing. Apalagi membuat mati ketawa ala orang sinting. Tapi hanya mengingatkan, tertawa itu memang
penting. Termasuk menertawakan diri sendiri!
Sepertimya Si Kate sudah jadi penunggu pohon ceri. Tidak pagi tidak siang, malam pun duduk di situ ditemani HP kesayangannya. Di saat orang lain kerja dia malah sibuk buka-bukaan, eh buka situs gitu.
Sarapan pertamanya tidak lain ya Kompasiana. Kalau untuk situs lain alokasinya cukup satu tab. Tapi untuk Kompasiana bisa dua sampai tiga tab.
Tak jarang juga dihabiskan waktunya buat bengong memikirkan utang dan kontrakan rumah yang hampir jatuh tempo. Herannya masih bisa senyum-senyum sendiri. Takutnya bila keseringan begitu!
Untung Si Kate masih getol menulis saban hari. Padahal Si Kate sudah ngombali istrinya bakal berhenti atau minimal mengurangi aksi menulisnya.
Karena menulis dianggap pekerjaan yang sia-sia. Tidak menghasilkan apa-apa. Cuma buang tenaga, pikiran, dan pulsa.
Sementara Si Kate merasa banget manfaatnya dengan menulis. Secara materi memang tidak dapat. Dapat damprat sih iya. Tapi dengan menulis Si Kate mendapatkan sesuatu banget. Menulis sudah bagaikan suara hati.
Menulis itu bagi Si Kate memiliki sensasi tersendiri. Untuk mengembangkan imajinasi, memacu motivasi, dan berbagi inspirasi.
Bagaimana bisa disuruh berhenti menulis? Apa boleh buat belum bisa 'tobat' bermain-main dengan kata-kata. Menulis sudah merupakan obat untuk mencerahkan pikiran, agar tidak cepat pikun.
Mungkin orang-orang mulai jenuh atau bosan dengan tulisan Si Kate. Tetapi dia tetap berkomitmen untuk menulis yang tidak bikin jenuh. Minimal ada unsur-unsur lucunya yang bisa bikin senyum untuk melupakan utang atau kemacetan sejenak.
Niat sih begitu. Tetapi dengar-dengar ada yang baca nama Si Kate saja mukanya sudah cemberut berat.