Peringatan: Tulisan kisah Si Kate tidak
berkepentingan membuat Anda tertawa berguling-guling sampai nungging atau terkencing-kencing. Apalagi membuat mati ketawa ala orang sinting. Tapi hanya mengingatkan, tertawa itu memang
penting. Termasuk menertawakan diri sendiri!
#
Dua hari Si Kate menghilang dari peredaran dunia Kompasiana. Ke manakah gerangan? Kenapa tidak posting? Apa kehabisan pulsa, sehingga tidak buka internet?
Si Kate ada dan masih hidup. Di pojok lapangan sudah menulis dan hendak posting. Tapi berhubung yang dipakai bukan HP kesayangan. Jadinya tidak bisa posting dua harian. Kasihan.
Kenapa Si Kate ada mojok di lapangan? Ceritanya sedang menemani Si Dede ikut turnamen sepak bola U-10.
Sebenarnya Si Dede belum bisa ikut, sebab baru 8 tahun. Takut dianya ngambek akhirnya diikut sertakan.
Walau cuma jadi cadangan. Karena baru tiga bulan ikut Sekolah Sepak Bola. Semangat Si Dede luar biasa. Begitu diturunkan ke lapangan, langsung berlarian mengejar bola. Jatuh bangun.
Lumayan bisa langsung angkat piala sebagai juara 3/4 alias jadi semifinalis. Tapi Si Dede masih sedih karena tidak masuk final. Kalah di semifinal. Padahal Si Dede punya satu peluang cetak gol.
Selama turnamen berlangsung dua hari yang terdiri dua turnamen. U-10 dan U-11 yang masing-masing diikuti 16 tim. Berlangsung seru dan lancar.
Walau masih anak-anak. Tak jarang tekel-tekel keras dan saling dorong terjadi. Ada yang tergeletak di tengah lapangan. Wasit bikin kesalahan. Panitia yang tidak memuaskan kinerjanya.
Namun akhirnya semuanya berjalan tanpa ada saling pukul antar pemain. Begitu ada insiden para pemain diminta saling salaman. Eh, Si Dede yang ditekel saja mengajak salaman dulu. Mungkin Si Dede terpengaruh pesan panitia, bahwa pemain harus saling salaman.
Tidak ada wasit yang digebuki atau meja panitia yang diobrak-abrik. Malahan ada seorang pelatih yang berujar,"Sebenarnya keputusan wasit banyak merugikan kita. Mau diteriakin kasihan juga!"