Sampai di tempat, ternyata antrean sudah cukup panjang. Si Kate bukanlah satu-satunya manusia yang sudah ngebet menjadi pemilik pertama iPhone 5. Banyak yang sudah antri. Malah ada yang datang memboyong keluarganya.
Tampang-tampang yang mengantri menunjukkan mereka adalah orang-orang pintar. Rambut dan pakaian yang licin. Bahkan banyak kepalanya yang sudah licin.
Semua tampak sabar berdiri di antrian. Termasuk Si Kate yang baru datang. Tidak ada yang menunjukkan emosi yang berlebihan seperti orang yang mengantri sembako.
Wajah-wajah yang mendapat giliran mendapatkan telepon pintar idamannya tampak begitu bahagia. Bahkan ada yang lebay berfoto ria dengan iPhone yang baru diterimanya.
Akhirnya, tiba giliran Si Kate mendapat kesempatan. iPhone 5 yang sudah lama diidamkannya berada di tangan. Bangganya setengah bati Si Kate.
"Gile, akhirnya gue punya iPhone 5!" teriak Si Kate tanpa memperdulikan keadaan.
"Papi, papiiii....bangun dong! Udah siang. Dede mau diantar latihan sepak bola!" suara Si Dede anaknya Si Kate membuatnya terbangun.
"Ah, Dede, gangguin Papi aja. Mana iPhone Papi?" seru Si Kate.
Bininya Si Kate yang mendengar segera menyahut,"Pi, mimpinya jangan kelewatan. Pakai beli iPhone segala. Ini kontrakan rumah aja belum kebayar!"
Si Kate langsung tepuk jidat,"Aduh, saya mimpi ya? Sampai pakai acara ngantri segala. Kalau dipikir-pikir bodoh banget gue ya? Demi iPhone sampai rela ngantri!"
#