Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

10 Etika Berinternet yang Wajib Diketahui Jurnalis Warga, Blogger, dan Netter (Bagian 2)

9 Desember 2012   11:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:57 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambungan dari bagian pertama sepuluh etika berinternet yang wajib diketahui oleh jurnalis warga, blogger, dan netter.


5. Buatlah Diri Kita Kelihatan Baik Saat Ber-Online

Menjadi baik atau buruk di dunia maya bisa jadi merupakan pilihan seseoran atau bawaan dari karakternya di dunia nyata.

Itulah sebabnya jangan kecewa bila menemukan satu-dua netter yang berperilaku buruk dan mengacau. Karena di dunia maya masih banyak orang-orang yang berintegritas.

Banyak para jurnalis warga, blogger atau netter yang tulus untuk berbagi di dunia maya tanpa pamrih.

Memilih menjadi netter yang berperilaku baik dengan selalu menjaga etika. Bersopan santun dalam berkata-kata dan menulis hal-hal yang baik tentu bukan hal yang buruk.

Walaupun ada kalanya kita akan dicap jaim _jaga image_ atau sok baik. Saya kira hal itu tidak harus mengubah perilaku kita.


6. Berbagi Ilmu dan Keahlian

Setiap hari mungkin saja ada pengguna baru yang tersasar di dunia maya yang belum mengerti apa-apa sehubungan dengan etika berinternet.

Kita yang mengerti tentang seluk-beluk dunia maya, sepantasnya terpanggil untuk membagikan ilmu. Istilahnya jangat pelit untuk berbagi ilmu.

Bukan hanya itu. Bisa juga kita berbagi dengan menuliskan hal-hal yang bermanfaat sesuai bidang yang kita kuasai, sehingga orang lain pun mengetahui dan merasakan manfaatnya.

Sesuai dengan moto Kompasiana, sharing atau berbagi. Bahwa sesama penghuni di dunia maya kita bisa saling berbagi untuk saling melengkapi.

7. Menolong agar Api Peperangan Tetap Terkontrol

Berbeda pendapat dan saling berdebat memang tidak ada salahnya. Tetapi perdebatan yang mengarah kepada saling menyerang dan saling memaki tentu sudah tidak sehat lagi.

Mengapa rubrik 'Agama' yang sempat ngetop di Kompasiana dihilangkan? Karena menurut Kang Pepih, suasana perdebatan sudah tidak sehat dan jauh dari kondusif.
Niat mulia atas kehadiran rubrik 'Agama' sebagai wadah untuk diskusi agama, malahan menjadi ajang 'peperangan'.

Hal ini terjadi disebabkan hadirnya orang-orang yang justru memanas-manasi suasana. Saling mengkafirkan terjadi.

Suasana ini bisa timbul, karena ketiada-hadiran netter yang menjadi penengah untuk memadamkan pertikaian.

Ketika terjadi 'peperangan' di dunia maya antara dua kelompok. Bersikap diam dan netral memang pilihan yang baik.

Namun alangkah baiknya bila dapat menjadi pengontrol agar suasana tetap terjaga dalam diskusi yang sehat.


8. Hormati Privasi Orang Lain

Tidak sedikit blogger atau netter yang merahasiakan identitas aslinya. Karena merasa lebih nyaman dan hal-hal yang sangat pribadi.

Selama yang bersangkutan berperilaku baik dan menulis hal-hal yang bermanfaat. Apa salahnya?

Sebuah pilihan menurut saya patut untuk kita hargai. Tidak perlu kita memaksa seseorang untuk menggunakan nama dan gambar profil asli atau menjelaskan keberadaannya.

Berhubungan dengan privasi seseorang, bagi kita yang lebih mahir dalam teknologi, kadang timbul keisengan untuk membongkar file-file seseorang yang bersifat rahasia.

Kita tidak menyadari akibat keisengan kita, sehingga menyebabkan privasi orang lain terganggu.


9. Jangan Menyalahgunakan Kekuasaan

Sikap mentang-mentang bukan hanya ada di dunia nyaga, di dunia maya pun ada.

Seseorang yang menguasai teknologi informasi. Bisa saja dengan kepintarannya ia menyalahgunakan kemampuannya.

Selain untuk menunjukkan kehebatannya, bisa jadi hanya sekadar iseng. Inilah sikap mentang-mentang yang bukan hanya merugikan orang lain. Tapi termasuk dirinya.

Sebagai netter yang bertanggung jawab, tentu merasa berkuasa di dunia maya jangan sampai terjadi.


10. Maafkanlah Jika Orang Lain Berbuat Kesalahan

Jangan pernah berpikiran standar diri kita sama dengan orang lain. Kita yang termasuk sudah lama menghuni di dunia maya, sedikit banyak sudah tahu etika berinternet.

Tetapi kita juga harus tahu, setiap waktu pasti ada saja yang menjadi penghuni baru. Masih terbata-bata dalam berinternet atau gagap teknologi.

Menemukan atau kebetulan berinteraksi dengan mereka yang baru menjadi penghuni baru seharusnya kita memaklumi. Maafkan saja. Apa susahnya?

Yang lebih penting lagi adalah dengan ilmu dan pengalaman yang kita miliki, ada kewajiban untuk membimbing mereka agar tidak terssat.

Demikian sepuluh etika berinternet yang dapat saya tuliskan kembali sesuai pemahaman saya dari buku 'Citizen Journalism' karya Pepih Nugraha yang diterbitkan Penerbit Kompas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun