Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Salut, Sutan Bhatoegana Sungkeman ke Istri Gus Dur

29 November 2012   11:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:29 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_226596" align="alignnone" width="275" caption="Sutan Bhatoegana sungkeman ke Shinta Nuriyah di kediaman keluarga besar Gus Dur@Tempo.co"][/caption] Sekeras-kerasnya hati seorang Sutan Bhatoegana, akhirnya luluh juga untuk menyatakan permintaan maaf secara langsung ke keluarga besar Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan. Menurut berita yang dilansir Tempo.co: [Bhatoegana ikhlas kata-katanya ditarik kembali demi kemashalatan umat. Bhatoegana merasa tidak pernah menghina Gus Dur atau warga Nahdlatul Ulama lainya karena ia juga merupakan bagian dari ormas Islam terbesar di Indonesia.] Sutan Bhatoegana secara khusus menyatakan permintaan maaf dengan sungkeman ke istri almarhum Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid, Apa yang dilakukan Bhatoegana tentu patut diapresiasi. Terlepas siapa yang paling benar dalam hal ini. Ketika seseorang memiliki kerendahan hati untuk mengaku salah _walau belum tentu ia bersalah_ dan meminta maaf. Sesungguhnya derajatnya sedang ditinggikan. Selama ini yang membuat manusia keras kepala adalah semata keegoaannya yang dilabeli dengan nama harga diri. Sudah salah tidak sudi minta maaf. Apalagi benar? Padahal bila seseorang tulus meminta maaf, walaupun ia berada di posisi benar. Dengan tindakannya ia tidak akan kehilangan apa-apa. Sebaliknya harga dirinya justru akan menjadi lebih berharga. Dalam kasus Bhatoegana, patut kita hargai niat hatinya untuk langsung datang ke keluarga besar Gus Dur. Tidak perlu kita menaruh curiga lagi dengan niat baiknya. Harapan kita tentu kasus ini menjadi pembelajaran bagi kita semua dan tidak diperpanjang lagi. Bukankah kita selalu mendengungkan bahwa damai itu indah? Ada saatnya berbeda pikiran. Ada saatnya kita berdebat sampai urat leher mengeras. Tapi ada saatnya kita duduk bersama berbicara tentang persamaan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun