Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bait-bait Ketidak-sadaran

8 November 2012   09:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:46 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai manusia tentu pasti ada berbuat salah. Pernah marah. Menyimpan benci. Berkata-kata yang tidak pantas. Berpikiran kotor dan jahat.


Sebagai manusia tentu saja pernah berbuat dosa. Lalai dan tidak bertanggung jawab. Ada kesombongan dan tidak ada rasa puas.


Sebagai manusia kemungkinan besar ada berbohong. Berselisih dan bertengkar. Sedikit banyaknya pernah melakukan kemaksiatan.


Bisa jadi kesalahan itu dilakukan berulang kali. Dengan sadar atau tidak sadar.


Masalahnya adalah kita termasuk jenis manusia manakah?


Yang larut dan cuek dalam kesalahan atau mengakui dan insyaf dalam kesalahan.


Manusia yang memiliki kelembutan hati untuk mengakui kesalahan atau yang keras hati terhadap kesalahan.


Manusia yang selalu mau melihat dan meneliti kesalahannya sendiri atau yang selalu menghakimi kesalahan orang lain.


Bagaimana?


Ups, tak perlu dijawab di sini cukup dalam hati. Sebab bisa dibilang pamer kebajikan dan cari simpati. Biarlah menjadi rahasia diri dan Ilahi.

#
Semoga kita selalu diingatkan untuk selalu jujur pada diri sendiri dan bercermin pada nurani serta pengampunan dari Yang-yang Maha Kuasa atas segala kesalahan dan dosa. Semoga kelembutan bukan kekerasan hati yang menyertai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun