Rupanya keinginan Si Dede untuk masuk Sekolah Sepak Bola (SSB) sudah begitu kuat. Selain memang sudah mendapat dukungan dari saya. Si Dede ingin sekali belajar bermain bola. Mau seperti Drogba katanya.
Tetapi masih ada penghalangnya. Apa itu?
"Papi..., Dede mau masuk SSB. Tapi sama Mami gak boleh terus!!" keluh Si Dede.
"Kenapa gak boleh? Kan sama Papi udah boleh!" tanya saya dan menyemangatinya.
"Tau tuh Mami gak boleh terus!" Si Dede mengerutu.
"Coba tanya Mami lagi deh." saran saya.
Dari balik telepon saya mendengar Si Dede bertanya,"Mamiii...boleh, kan Dede masuk SSB?"
"Gak, gak, gak...nanti kalau udah gede aja." terdengar jawaban dari istri.
"Mami, Dede udah gede tau. Anak itu jangan suka dimanjain sih. Kalau di sekolah aja Dede suka dicium. Malu tau, sama teman-teman Dede dibilang anak manja." protes Si Dede.
Ya, istri saya memang tidak mengijinkan Si Dede bermain bola. Karena terlalu khawatir dengan kondisinya yang bertubuh mungil. Karena terjadi apa-apa.
Saya menengahi,"Ya, udah. Pasti boleh kok sama Mami. Nanti Papi yang ngomong. Dede tanya aja syarat-syaratnya dulu." saya menyarankan.
"Syaratnya cuma gak boleh main kasar, Pi!" sahut Si Dede.
"Bukan itu. Maksudnya, biayanya dan dan jadwal latihannya."
Lalu Dede menjelaskan biaya dan jadwal latihannya.
Sebagai ibu, memang seringkali terlalu mengkhawatirkan anaknya. Hal ini justru membuat anak tertekan. Ahkirnya bisa membuat anak stres.
Yang terjadi kemudian adalah anak menjadi pemurung atau pemberontak. Sebagai orang tua, tentu kita perli peka dengan hal ini sebelum terlambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H