Saya tidak anti berbicara tentang kejelekan perilaku seseorang. Begitu juga saya benci perilaku umat beragama yang secara tidak langsung menjelekkan agamanya sendiri. Tetapi saya paling anti untuk menjelekkan agama apapun.
Sebagai seorang manusia yang sedang berproses dan sedang dalam meniti diri menjadi lebih baik. Tentu saya memiliki begitu banyak kekurangan. Kalau dituliskan saya yakin bisa menjadi satu buku pun tidak akan selesai.
Salah satunya adalah penyakit kronis membicarakan keburukan orang lain. Saya katakan kronis. Karena begitu sulit dihilangkan.
Saya tahu itu tidak baik. Itulah sebabnya seringkali sudah bertobat. Tapi belum bisa lepas-lepas juga kebiasaan buruk ini dan menjadi cita-cita saya untuk mengubahnya.
Begitu juga saya masih suka "benci" terhadap umat beragama yang melalui perilakunya seakan-akan mencerminkan keburukan agamanya.
Saya merasa tidak tega, karena percaya setiap ajaran agama itu baik, justru diperburuk oleh umatnya sendiri.
Jelek-jelek begini. Maksud saya perilaku ini. Saya paling anti menjelekkan agama lain yang dipeluk teman atau saudara.
Pernah satu kali saya kedatangan seorang pemuka agama di rumah. Katanya untuk bertukar pikiran. Tentu saya terima dengan senang hati.
Namun sebelumnya saya ingatkah. Kalau saya paling tidak suka berbicara yang menjelekkan agama orang lain.
Dulu ketika masih dalam masih kegelapan hati, saya benci dengan agama lain. Saya berani menjelekkan agama tertentu.
Kini setelah Sang Guru mengajarkan kepada saya bahwa semua agama itu adanya. Terbukalah pikiran dan hati ini.
Karenanya saya pun "benci" sekali bila ada yang berbicara atau berceramah menjelek-jelekkan agama lain.
Termasuk ketika mendengar ceramah Rhoma Irama yang menyinggung agama orang tua Cagub DKI Jakarta adalah Kristen. Kalaupun memang Kristen, kenapa?
Lalu menyinggung agama Ahok, Cawagub Jakarta yang China dan Kristen. Bagi saya Rhoma Irama itu tidak mengerti Islam dengan sebenarnya. Ada yang tersingung?
Maaf, saya lupa mengatakan bahwa setelah suka membicarakan kejelekan orang lain, sifat buruk saya selanjutnya adalah suka menyindir.
Anggaplah saya ini memang sok bijak. Bila saya mengingatkan dan mengajak kita semua. Mari jangan menjelekkan agama apapun. Tidak perlu mempertentangkan perbedaan. Tetapi kita cari persamaannya. Ingatlah tujuan agama adalah untu menghadirkan kedamaian bukan kekacauan.
Sebelum mengakhiri, saya ingin memberitahukan, perasaan saya tidak enak nih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H