Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Silent Memories: Novel Mengobok-obok Memori Anda dari Loganue Saputra Jr

9 Agustus 2012   07:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:03 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_205745" align="alignnone" width="320" caption="Kompasiana.com "][/caption]

Satu per satu penulis di Kompasiana menerbitkan buku dari hasil ngeblog selama ini. Ada Mariska Lubis, Kit Rose, Hazmi Srondol, Indra Furwita, Omjay, Adian Saputra, Endah Raharjo, dr Posma Siahaan, dan Arimbi Bimoseno. Selain dua nama yang terkenal, Prayitno Ramelan dan Chappy Hakim..
Kini giliran penulis muda berbakat Loganue Saputra Jr {alf} atau Alfian Noor giliran menerbitkan karya fiksinya.

Alfiboy, demikian saya memanggilnya dan ia memanggil saya Paman Kate termasuk penulis yang cerdas dan berani berinovasi menulis dengan berbagai tema. Spesialisasinya memang di bidang fiksi. Khususnya novel.

Dari tema petualangan, fantasi, sampai misteri. Karya pertamananya yang dibukukan "Silent Memories" , adalah genre thriller psikologi. Tema yang kurang populer sebenarnya.

Tetapi Alfiboy berani mengusung tema ini sebagai novel pertamanan.

Mengapa thriller psikologi? Menurut Alfiboy, sebab itu adalah tema yang sangat menantang dan mungkin cukup jarang diangkat oleh para penulis di Indonesia. Mungkin jika diibaratkan dalam berbisnis, cobalah lihat peluang yang ada dan jarang diambil oleh kebanyakan orang.

Novel karya Alfiboy "Silent Memories" bisa menjadi pilihan untuk yang jenuh dengan novel-novel bertema standar tentang cinta dan religi.

Sebagai karya dari penulis muda, Silent Memories menjadi karya yang cukup menjanjikan. Terlepas dari kekurangan di sana-sini. Terutama dalam penggunaan kata-kata yang masih agak kaku. Satu kata yang diulang dalam satu paragraf. Diksinya masih kurang memikat.

Itulah sebabnya saya bertanya pada Alfiboy. Apakah bukunya tidak ada editornya?

Misalnya pada bagian prolognya tertulis: Petir menggelegar membangunkan lelaki tua yang tadinya tertidur lelap di atas tempat tidurnya. Lampu duduk yang ada di samping tempat tidurnya dinyalakan, kemudian Dia mengambil kacamata berlensa tebalnya yang tergeletak di atas meja di samping lampu duduk.

Perhatikan, pemakaian kata-kata: "tempat tidur", "di samping", "lampu duduk" dan "di atas".

Semestinya Alfiboy bisa lebih kreatif dalam mencari persamaan kata-kata termaksud. Terlebih pakai kata "di atas" yang saya pikir tidak perlu.

Lalu pada bagian 1 terdapat kalimat: Tubuh itu pucat, dingin, dan lemah, tidak lagi terdengar detak jantung, begitu juga dengan napas yang juga tidak lagi berhembus dari kedua lubang hidung Jesika.

Agak melelahkan membaca kalimatnya. Karena ada pemakaian kata yang tidak perlu pada "juga" dan "kedua".

Ini hanya dua contoh saja. Harapannya untuk novel keduanya Alfiboy bisa lebih cantik bermain diksi. Menghasilkan karya yang lebih greget dan menjadi penulis novel papan atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun