Lebih parah lagi dalam keseharian. Bahkan kita berani barteran dengan Tuhan.
Misalnya kita berdoa begini: "Ya Tuhan semoga bulan ini gaji hambamu dinaikan. Bila itu terjadi, lima puluh persennya akan hambamu sumbangkan untuk anak yatim-piatu."
Atau "Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, atas Kuasa-Mu semoga saya menang tender yang nilainya em-eman. Sebagian keuntungan akan saya gunakan bangun tempat ibadah. Tolonglah ya Tuhan."
Jangankan untuk hal yang lebih menguntungkan. Adakalanya untuk hal yang sepele pun tak sungkan kita melakukan hal yang memalukan.
Menulis di Kompasiana misalnya. Demi mengejar yang "Ter-ter" kita rela menukarnya dengan mengabaikan suara nurani kita.
Demikian adanya kehidupan ini. Sering kita menertawakan dan mencibir kesalahan orang lain. Ternyata hal yang sama kita lakukan. Cuma dalam bentuk yang berbeda. Ya,? Begitulah .....
#
Sumber bacaan: Tempo.co
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H