Apalah arti sebuah nama. Demikian pujangga Inggris, William Shakespeare menulis sekitar 500 tahun yang lalu.
Tetapi bagi orang Cina, nama itu sangat penting artinya. Selain sebagai identitas, pemberian nama memiliki makna dan penonjolan karakter seseorang. Yang tidak dilupakan adalah meletakan marga di depan nama.
Sabtu, 14 Juli kemarin saya menyempatkan diri ke sekolah Si Dede untuk membeli kekurangan buku pelajaran. Sekalian mengecek kelas baru yang sudah dilengkapi pendingin.
Saat melihat di setiap pintu kelas tertempel dua lembar kertas bertuliskan nama-nama murid yang akan menempati kelas tersebut.
Saat membaca nama-nama yang tertera saya sampai harus menelan air liur dan tak habis pikir.
Ada apa gerangan?
Ini sekolah Indonesia dan mayoritas muridnya orang Tionghoa. Tapi saya hampir tidak percaya. Semua nama yang tertulis berbau barat.
Ada Justin, Timothy, Brandon, Charles, Donald, Jennefer, Serly, Helena, Katty, dan ...[bingung mengingatnya].
Bayangkan. Di antara ratusan nama hanya ada satu atau dua nama yang berbau Indonesia. Dedi Sanjaya atau Katedra Mentari Rajawen misalnya.
Memberikan nama kepada anak-anak adalah hak orang tua masing-masing. Apa hak saya untuk menggugat?
Ya, saya menuliskan hal ini semata-mata karena galau saja dengan keadaan. Kalau dibilang apalah arti sebuah nama.