Lalu. Kenapa hanya dengan secuil kalimat itu langsung dituduh menyindir atau menghina umat Islam?
Ya, karena kepicikan pikiran. Persepsi pemikiran yang salah. Kecurigaan yang berlebihan. Sendiri yang menjadi uring-uringan. Terbakar emosi.
Tetapi demikianlah adanya dunia. Tentu orang-orang yang berpikiran sempit akan selalu ada. Jadi terimalah apa adanya. Tidak ada yang perlu diperdebatkan.
Pencapaian kesadaran setiap orang berbeda-beda. Yang telah sadar atau lebih mengerti semestinya bisa menerima dan memahami.
Bukannya ikut larut dalam perdebatan dengan orang yang masih persepsi pemikirannya yang sempit.
Seringkali yang terjadi. Ketika kita menertawakan kebodohan orang lain. Ternyata diri sendiri tidak lebih pintar daripada orang yang kita tertawakan.
Kadangkala kita berpikir orang lain picik pemikirannya. Tak tahunya diri sendiri tak kalah picik.
Demikianlah kebenarannya. Menulis hal ini agar diri sendiri lebih sering untuk bercermin lagi. Lebih baik daripada sekadar menyalahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H