Banyak di antara kita berbicara dan mengajarkan tentang kesabaran kepada orang lain. Tetapi diri sendiri justru tidak sabar.
Kita mengajarkan kepada anak, agar belajar sabar. Saat anak rewel tengah malam sudah keluar amarah. Saat anak melakukan sedikit salah main damprat saja.
Menasehati teman atau bawahan untuk bersabar. Tapi maunya marah-marah. Di jalanan main serobot seenaknya. Klakson semaunya.
Atas ketidaksabaran yang kita lakukan. Setumpuk alasan dikemukakan. Sekeranjang pembenaran dihadirkan.
Karena kesabaran menjadi omong kosong, maka segalanya mau serba instan. Menggunakan jalan pintas. Membeli kesuksesan dengan uang atau cara curang.
Kesabaran, cinta kasih, dan dapat dipercaya adalah tiga kebajikan yang paling hakiki pada manusia. Tapi kini sepertinya sudah menjadi sesuatu yang langka. Patut dilestarikan.
Ada yang masih berminat melestarikan? Coba cari punya saya dulu. Apakah saya masih memilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H