[caption id="attachment_194632" align="alignnone" width="320" caption="Nadal dengan Richard Mille Tourbillon RM 027//sport.detik.com "][/caption]
Entahlah mengapa manusia lebih mementingkan memupuk gengsi dan harga diri daripada memupuk kebajikan dan membersihkan hati? Sementara ini aku menemukan jawaban karena manusia hidup dalam ketidaksadaran. [k4t3dr4]
Jam tangan petenis Rafael Nadal seharga sekitar Rp 3,5 miliar hilang di hotel tempatnya menginap di Paris. Demikian laporan polisi Selasa (12/6/2012). Berita kehilangan jam mewakili ini dimuat diberbagai media nasional dan internasional.
Jam tangan Nadal yang hilang adalah produksi pembuat jam mewah Richard Mille. Jam tangan model Tourbillon RM 027 tersebut hanya diproduksi 500 buah.
Harganya pun sangat "wah". Yakni seharga 300.000 Euro atau sekitar Rp 3,5 miliar. Jumlah uang sebanyak itu bisa untuk beli sebiji Mercedes Benz dan sebuah Ferrari seri standar. Lebihnya masih cukup beli beberapa unit Avanza seri terbaru.
Jujur dan tidak pakai gengsi. Kalau saya katakan seumur-umur baru tahu ada arloji seharga miliaran rupiah.
Tahunya jam mewah Rolex yang paling mahal pun puluhan juta sampai ratusan juta rupiah.
Tidak terbayang oleh otak saya sebiji jam tangan bisa mencapai miliaran. Kalau pakai hiasan berlian bisa saja berliannya yang mahal. Tapi yang dipakai Nadal tidak pakai berlian.
Apakah mahalnya karena bahan titanium dan lital yang digunakan sebagai bahan baku?
Tapi untuk sebiji paling berapa banyak bahan baku yang digunakan.
Apakah karena teknologi yang digunakan super canggih dan rumit pembuatannya?
Seperti saya tidak perlu rumit-rumit memikirkan.
Maklum pikiran saya masih kolot. Paling bisa berpikir: jam semahal apapun pasti putarannya tidak lebih cepat dari jam biasa.
Tidak mungkin juga gara-gara arlojinya seharga miliaran. Pemakainya dapat bonus sehari jadi 25 jam.
Pastinya juga mengenakan jam seharga miliaran tidak mungkin bisa membuat pemakainya terbang ke langit ke tujuh.
Andaikan saja uang Rp 3,5 miliar itu digunakan untuk membeli bahan pokok. Berapa jiwa manusia yang kelaparan dapat terpenuhi?
Berapa banyak rumah yang dapat dibangun untuk orang-orang miskin yang tidak memiliki rumah?
Dunia memang menjadi tidak adil oleh keegoisan, keangkuhan, dan ketidakpedulian kita.
Karena gengsi dan harga diri kita rela menghamburkan uang daripada membantu kesusahan sesama. Tetapi inilah kehidupan di dunia.
Semua ini berhubungan dengan tingkat kesadaran yang kita miliki.
Maaf, kalau saya katakan tidak sadar menuliskan semua ini.....