[caption id="attachment_193261" align="alignnone" width="400" caption="Mau???//freedigitalfhotos.net "][/caption]
Apabila kita masih memiliki akal sehat dan hati yang tidak serakah, maka keuntungan sebesar apapun yang dijanjikan para penipu tidak akan mempengaruhi kita..... [k4t3dr4]
"Lagi ngobrolin Langit Biru ya?" begitu sapa seorang kawan yang baru datang saat menemukan saya dan seorang rekan sedang asyik bicara.
Saya tidak paham maksudnya apa Langit Biru, sehingga saya bertanya,"Apaan sih Langit Biru itu?"
"Oh, itu tuh lagi ramai kasusnya. Kan di Tangerang kejadiannya! Kasus penipuan Investasi." jelas teman di sebelah.
"Oh, penipuan lagi. Pasti banyak yang ketipu ya?" gumam saya.
"Banyak banget. Ribuan. Makanya rame nih!" terang teman yang baru datang.
"Kalau saya sih biar susah-susah begini gak bakal tergiur. Biar satu juta jadi sepuluh juta kita..... Mending selamatin satu juta daripada mikirin sepuluh juga!" sahut saya. Tumben waras.
Seperti kita ketahui dari berita. Koperasi Langit Biru yang berkantor di Cikasungkan, Solear, Kabupaten Tangerang-Banten diserbu oleh nasabahnya.
Karena sejak April 2012 sudah tidak bisa memberikan bonus investasi seperti yang dijanjikan.
Pemiliknya Jaya Komara sudah raib entah kemana. Menurut berita di televisi, Koperasi Langit Biru berhasil mengumpulkan dana sekitar 6 triliun rupiah dari ratusan ribu nasabahnya.
Mengapa bisa demikian banyak masyarakat yang bisa tertipu? Tidak lain karena besarnya keuntungan investasi yang diperoleh dan masyarakat telah kehilangan akal sehat.
Dengan investasi Rp 385.000 saja setiap bulannya bisa menerima profit Rp 150.000. Kemudian dengan investasi 9,2 juta rupiah, setiap bulannya akan menerima keuntungan 1 juta rupiah.
Seperti biasa, sebagai pemancing dan untuk meyakinkan . Para nasabah akan menerima keuntungan dengan lancar.
Menurut saya kalau kita memiliki akal sehat dan tidak serakah. Pasti kita tidak akan termakan oleh rayuan penipuan dalam bentuk apapun yang menjanjikan keuntungan besar tanpa harus bekerja.
Bagi yang awal menjadi anggota dan menerima bonus keuntungan. Sebenarnya itu tak lain adalah uang orang lain yang tertipu.
Bagi yang masih memiliki akal sehat tentang akan merasa tidak enak menerima uang hasil penipuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H