Kebebasan dan keegoisan yang kita lakukan seringkali mengatasnamakan pembenaran. Tetapi melupakan kebenaran.
Seringkali kita beralasan,"Apa salahnya?" atau "Ini hak saya kok mau melakukan apa saja. Suka-suka!"
Bila hal ini sudah menyusup ke dalam diri kita. Boleh sejenak kita melembutkan hati dan merenungkan. Cari keberadaan nurani untuk bertanya.
Masihkah tersisa empati, merasakan kedukaan orang lain? Adakah kearifan untuk membedakan yang boleh dan tidak patut dilakukan? Akhirnya, terucap salam belasungkawa atas jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100. Teriring doa. Semoga Tuhan menguatkan.
#
Tulisan berdasarkan sumber bacaan di Tempo.Co