[caption id="attachment_184964" align="alignnone" width="220" caption="Gaya Beckham//en.wikipedia.org "][/caption]
Ternyata kiprah Pep Guardiola tak lepas dari perhatian David Beckham yang pernah bergabung bersama Real Madrid selama 4 musim. Termasuk keputusan Pep yang tidak lagi bersama Barcelona mulai musim 2012/2013.
Pemain yang kini bermain di LA Galaxy, Amerika Serikat, tak segan dan secara jantan memuji Pep di status Facebook-nya: "Pep bukan hanya pelatih hebat, namun juga pria jantan."
Menurut Beckham, atas pencapaian Pep selama bersama Los Cules yang begitu gemilang. Pep layak untuk diberikan penghormatan.
Pernyataan Beckham yang gentle ini bisa jadi mengusik Madridistas. Karena seperti kita ketahui, Beckham adalah fans Real Madrid dan pernah tergabung dalam Los Galacticos.
Bukan rahasia lagi, sebagian besar Madridistas bukan hanya tidak respek pada pencapaian Per bersama Barca. Tapi juga mencibir.
Menganggap berbagai gelar kehormatan yang didapat Barca tak lebih hasil konspirasi dan keuntungan yang diberikan wasit. Seperti yang dihembuskan pelatih Madrid, Jose Mourinho.
Menurut saya semua rasa negatif tersebut tak lebih karena kecemburuan. Gara-gara Pep yang begitu hebat meracik Los Blaugrana, Los Blancos harus menjadi tim kelas dua dan kehilangan banyak kesempatan untuk menambah tropi.
Selama Pep menangani Barca, Madrid hanya mampu dua kali menang atas seteru abadinya dari 15 pertemuan. Selebihnya 9 kali kalah dan 4 kali seri. Tentu sebuah pencapaian memalukan.
Bukannya mengakui kekalahan dengan lapang bahwa lawan lebih baik. Tapi justru dihembuskan isu konspirasi dan keberpihakan wasit.
Seperti yang dikatakan Beckham, Pep memang pelatih hebat dan itu sudah terbukti. Prestasi yang rasanya sulit untuk disamai Mourinho bersama Madrid.
Walaupun Mou diakui sebagai pelatih hebat dan termahal, sejak melatih Los Merengues 2010. The Special One hanya mempersembahkan satu gelar Copa del Rey. Kemungkinan satu gelar La Liga musim ini.
Sepertinya tidak sebanding dengan kehebatan yang selalu didengung-dengungkan fans Madrid.
Perlu dicatat Madrid diarsiteki Mou, pelatih termahal dunia dengan gaji Rp 119 miliar per tahun.
Jangan lupa, Madrid juga diperkuat pemain termahal dunia dengan nilai kontrak triliunan.
Tetapi kenyataannya Mou dan Ronaldo hanya mampu mempersembahkan satu gelar per musim.
Semestinya kubu Madrid dan Madridistas secara jantan mau mengakui bahwa Pep dan Barca lebih hebat saat ini. Bukannya sibuk mencibir kekurangan lawan. Miris memang bila hanya kepicikan yang dikedepankan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H