"Sembunyikan kejelekan dan tonjolkan kebaikan orang lain." Ini moto hidup yang selalu disampaikan para guru yang bijak.
Penyakit manusia dari dahulu kala sampai sekarang telah ada salah satunya ada suka menjelekkan orang lain dan menyembunyikan kebaikannya.
Kita selalu saja tergoda untuk berbicara atau menyampaikan keburukan seseorang kepada orang-orang di sekitar.
Secara terang-terangan atau diam-diam dari mulut ke mulut. Entahlah mengapa keburukannya yang lebih menjadi bahan pembicaraan?
Apakah karena rasa iri dan kebusukan hati kita? Padahal tiada kebaikan yang akan kita peroleh dengan menyebar keburukan orang lain. Kalau menerima keburukan itu sudah pasti.
Sebaliknya sesuatu yang bermanfaat baik dengan menyebarkan kebaikan orang lain. Malah kita menganggapnya sebagai hal yang munafik.
Membicarakan kebaikan orang lain demi untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain. Jelas hal yang membawa kebaikan. Entah mengapa kita engan melakukannya.
Kebaikan dan keburukan itulah yang selalu terdapat dalam diri seorang manusia.
Semua tergantung sudut pandang kita ketika menilai seseorang. Bil kita lebih fokus pada sisi buruknya, maka buruklah seluruhnya. Karena
kita menutup mata untuk melihat dari sisi baiknya.
Bila demikian. Apa yang terjadi di dalam diri kita? Kita telah menyemai benih-benih kepicikan, kebencian, dan permusuhan tanpa kita sadari.