Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Baju Koko Vs Budaya Malu

21 April 2012   11:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Silakan lihat saja kenyataan yang ada di masyarakat dan simpulkan sendiri.

Boleh juga diri saya yang menjadi contoh nyata. Di tempat ibadah saya, semua umat diwajibkan mengenakan baju putih lengan panjang. Mau bos atau pengangguran.

Tujuannya untuk mengingatkan, bahwa hati kita itu putih bersih. Tidak boleh berpikiran macam-macam. Cukup satu macam. "Saya orang baik!"

Apa kenyataannya? Hati dan pikiran saya paling bisa putihnya cuma 5 persen. Itupun timbul tenggelam. Sisanya segala macam warna ada. Kebanyakan hitam. Tidak tahu malu, kan?

Ya, budaya malunya masih tipis, sehingga lebih sering memalukan! Saya kira sebagian besar yang baca beda-beda tipislah dengan saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun