[caption id="attachment_183324" align="alignnone" width="400" caption="pasangan Jokowi - Ahok//Okezone.com "][/caption]
#
Jokowi, calon gubernur DKI menyatakan bahwa pemakaian baju koko plus kopiah yang dilakukan calon lain hanyalah untuk mencari simpatik publik dan agar tampak religius. Menuai kecaman keras. Karena dianggap tidak patut.
Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi H. Tatang Hidayat menegaskan pernyataan ini telah menciderai budaya bangsa, tidak hanya budaya atau kesenian betawi. (dikutip dari Okezone.com)
Sementara di Kompas.com yang saya kutip, Tatang Hidayat menyatakan, "Penggunaan baju koko ini dapat memengaruhi moral dan tingkah laku seseroang. Jika menggunakan baju koko, ketika mau korupsi, dia tidak jadi. Kami minta Jokowi meminta maaf secara jantan serta mengklarifikasinya."
Lucu bin aneh. Bila hanya pernyataan Jokowi dianggap mencederai budaya bangsa.
Bagaimana dengan para pejabat yang rajin pakai baju koko dan kopiah. Tapi korupsi jalan terus. Ini yang jelas-jelas melecehkan budaya bangsa. Kenapa tidak pernah dituntut minta maaf?
Bukan hanya melecehkan budaya bangsa. Tapi juga memalukan nabi dan menipu Tuhan.
Apa karena korupsi sudah termasuk budaya bangsa?
Yang bikin saya ingin tertawa lebar-lebar . Tapi tidak jadi. Takut dianggap dapat mencederai perasaan orang lain.
Pernyataan bahwa pemakaian baju dapat memengaruhi moralitas seseorang. Tadinya berniat korupsi, tapi tidak jadi gara-gara sedang memakai baju koko. Ha ha ha .... Maaf, sudah kagak tahan menahan tawa.
Pernyataan apa pula ini? Apa buta dengan realita di sekitar?
Kalau moralitas seseorang dinilai dari kopiah dan baju kokonya . Bangsa Indonesia adalah paling religius. Bebas dari korupsi.
Tetapi kenyataannya? Baju koko dan kopiah tidak "ngaruh" membuat seseorang anti korupsi.
Yang jelas-jelas setiap hari pakai baju serba putih penanda seorang haji saja bisa korupsi dan jadi lintah darat. Lah, kok tidak ingat?
Apabila dengan berbaju koko dan kopiah bisa menghindarkan seseorang dari tindakan korupsi. Kenapa semua pejabat dan anggota DPR wajib memakainya? Pasti negeri ini bebas korupsi.
Begitulah kita. Telinga terasa gatal bila dengar kritikan. Lebih senang mendengar kata-kata manis yang membuat kita terlena. Enggan berintrospeksi, walau terasa pahit.
Buat Jokowi. Tak apalagi berendah hati meminta maaf untuk memuaskan hati mereka yang masih sangat ingin dihormati. Lagipula memang tak elok mengutak-atik perilaku kandidat lain.
Lebih baik fokus dan berjuang untuk menang dengan lebih elegan. Tidak enak loh nanti dibikin reseh sama babe-babe yang punye Jakarte kalau terpilih jadi gubernur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H