Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jilbab Cuma Kedok? Wah...

17 April 2012   04:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:31 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat karayawan pulang kerja dan memenuhi tempat parkir. Seorang rekan yang lebih lama bekerja berbisik,"Pak, yang itu bisa di bawa tuh!"

Saya tentu paham maksudnya. Tapi memang tampang saya mata keranjang atau buaya darat ya?

Tapi spontan saya membelalakan mata sambil bertanya,"Yang mana?" mata saya mengawasi beberapa wanita yang sedang mengeluarkan motor.

"Tuh... yang itu!" tangan rekan ini setengah menunjuk ke wanita yang dimaksud.

"Yang pakai jilbab itu? Yang benarlah, masa' sih?" saya belagak culun.

"Gak percaya si Bapak. Asal isi kantongnya kuat aja. Jilbab mah cuma kedok aja. Jangan dipercaya!" rupanya rekan ini paham betul kalau soal beginian. "Mau gak?"

Kebetulan otak sedang lurus dan hanya bisa bilang,"Yang di rumah satu aja gak habis kok!"

Saya membayangkan ke beberapa yang lalu. Saat wanita yang dimaksud itu ngobrol dengan satpam. Memang tercium aroma genitnya. Arah pembicaraan agak menyerempet ke hal yang sensitif.

Oooohh...Ternyata begitu toh, bisa dibawa!

Penampilan adalah cermin pribadi seseorang. Walau tertutup rapat di balik jilbab, aroma yang sesungguhnya tercium juga.

Yang patut disayangkan adalah menggunakan jilbab sekadar sebagai kedok. Padahal perilakunya bertolak belakang, sehingga justru menjadi omongan.

Seorang wanita muslimah mengenakan jilbab, tentu karena ada kesadaran dari dalam dirinya. Bukan untuk gaya-gayaan atau agar terlihat religius saja. Apalagi sebagai kedok.

Untuk itulah memiliki kewajiban menjaga perilaku sesuai dengan pakaian yang dikenakannya. Bulan semaunya.

Berpakaian yang pantas karena kesadaran dan sekadarnya pasti berbeda. Semestinya pakaian yang kita kenakan dapat mewakili diri kita yang sesungguhnya.

Tetapi jaman sekarang adalah jamannya penyalahgunaan. Penyalahgunaan obat terlarang, penyalahgunaan jabatan, penyalahgunaan agama, dan penyalahgunaan pakaian keagamaan.

Bukan hal yang aneh sekarang ini. Banyak wanita mengenakan jilbab. Tetapi dipadukan dengan celana jean ketat. Kalau duduk pantatnya terbuka jadi jelas terlihat. Aduh, kok tahu ya?!

Tidak pantas bukan? Ya, maksudnya tidak pantas melihat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun