Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

UN: Hanya Bisnis dan Pembodohan

17 April 2012   02:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:32 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian Nasional (UN) tetap berjalan dari tahun ke tahun. Walau tidak sedikit yang keberatan dan protes. Bahkan dari kalangan pendidik sendiri.


Padahal UN yang selama ini dilaksanakan tidak mencerdaskan sama sekali. Sebaliknya justru lebih kepada pembodohan.


Tanpa adanya UN dunia pendidik kita tetap akan baik-baik saja. Bahkan lebih baik.


Banyak kalangan yang meminta agar pelaksanaan UN dihentikan saja. Karena tidak memberikan manfaat yang nyata. Sementara biaya yang harus dikeluarkan luar biasa demi terlaksananya UN.


Yang menjadi pertanyaan. Mengapa pemerintah tetap ngotot untuk melaksanakan UN?

Tidak mau mengevaluasi pelaksanaan UN yang amburadul dan sarat kecurangan!


Karena yang dipikirkan pemerintah lebih utama adalah sisi bisnisnya. Kalau sampai proyek UN dibatalkan. Bagaimana dengan kontrak bisnis segala yang mendukung terlaksananya UN?


Apabila proyek UN tidak dilaksanakan berapa banyak pejabat yang jadi korban. Karena aliran dana ke kantong mereka terhenti.


Kalau pemerintah memang benar-benar sepenuhnya memperhatikan dunia pendidikan nasional. Tentu tidak ada sekolah yang rubuh.


Tetapi kalau UN tetap dilaksanakan, paling yang jadi korban itu rakyat banyak. Bukankah rakyat memang harus berkorban?


Pelaksanaan UN yang bertujuan untuk menentukan kelulusan siswa. Saya pikir hanyalah pembodohan.

Sebenarnya yang berhak menentukan lulus tidaknya siswa adalah seorang guru.


Kenyataan dengan adanya UN membuat murid-murid semakin pintar memperbodoh dirinya.


Demi mengejar nilai, mereka rela melakukan kecurangan. Hal ini bahkan dibantu oleh gurunya.


Jual beli kunci jawaban bukan rahasia lagi. Bahkan para guru memfasilitasi. Semua bertujuan agar para murid bisa lulus dengan nilai tinggi demi nama baik sekolah.


Apakah itu tujuan dari dunia pendidikan? Pendidikan adalah mendidik menjadi cerdas dan bermoralitas.

Tapi gara-gara adanya UN, para murid malah dididik menjadi malas dan culas.


Para pejabat teras kita memang pintar-pintar. Sayangnya cuma pintar berbuat culas demi isi brankas. Jarang ada yang cerdas dan bermoralitas.

Ini bukan fitnah tapi realita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun