Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kok Janda yang Selalu Disalahkan?

11 April 2012   00:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:46 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pikiran atau pandangan menggeneralisir terhadap suatu hal sebaiknya tidak menjadi pandangan hidup kita yang masih memiliki akal sehat!
#
"Gara-gara janda tuh Mas Jono _nama samaran_ sekarang jadi kere. Habis dipelorotin terus! Motor aja sampai dijual."

Komentar rekan kerja saya sekarang yang kenal baik dengan Mas Jono siang itu.
Tadinya Mas Jono adalah manager HRD di perusahaan.

Karena perusahaannya bangkrut dan ganti manajemen baru. Sekarang Mas Jono hanya jadi supir angkut barang.

Rekan ini melanjutkan,"Bayangin, gara-gara janda sampai ninggalin istri dan anak. Uang habis, gantian ditinggalin janda."

Yang jadi bahan gosip tertawa terkekeh. Tanpa rasa tersinggung. "Masa lalu. Gak bakal terulang! Gak mau mikirin janda lagi."

"Makanya jangan mikirin janda terus, Mas! Gara-gara janda duit habis!" ledek rekan ini.

Mendengar janda disebut-sebut terus, seorang rekan lain komplain,"Kok janda yang disalahin sih? Padahal Mas Jono-nya yang gak benar!"

"Iya, benar juga! Lelakinya yang gak benar. Jandanya yang disalahin!" akhirnya jagoan buka suara. Maksudnya saya. Biasa, kan, jagoan keluar belakangan?!

Kalau para lelaki berkumpul membicarakan soal janda di tempat kerja _maaf_ memang menjadi topik yang hot. Apalagi obyeknya ada di lingkungan kerja. Minimal menjadi bahan bisik-bisik.

Tetapi kalau sampai ada lelaki yang sudah memiliki istri dan anak. Lalu iseng-iseng sama janda. Itu artinya mesti diajar. Karena kurang ajar.

Lain halnya kalau masih bujangan atau duda ya bebas-bebas saja. Karena masing-masing belum atau tidak ada ikatan.

Pandangan masyarakat kita terhadap wanita yang berstatus janda memang lebih mengarah negatif. Berbeda dengan lelaki yang berstatus duda. Ini realita.

Para lelaki dirasuki pikiran kotor, bahwa janda itu gampangan. Realitanya memang ada satu dua yang gampang diapakan saja.

Namun tentu saja kita tidak bisa menggeneralisir semua janda itu pasti demikian.

Ya, lelaki memang mau menang sendiri.
Mau enaknya. Sendiri yang menggoda janda. Tapi kalau ada apa-apa janda yang disalahkan. Terlalu!

Pandangan atau persepsi miring terhadap wanita yang berstatus janda boleh dibilang kesalahan. Karena lelakinya saja yang otaknya miring.

Tentu tidak ada wanita yang ikhlas menjanda. Sudah susah menjanda, jadi korban fantasi para lelaki lagi.

Bayangkan, bila seorang janda itu adalah ibu kita yang setiap hari berjuang mencari nafkah dengan gagah perkasa. Lalu dipandang rendah oleh para lelaki mata keranjang. Apa reaksi kita sebagai lelaki?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun