Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MenjilaT

25 Maret 2012   00:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13326376081290237597

Mengapa ada oknum-oknum manusia yan rela menghinakan dirinya untuk MENJILAT di hadapan orang kaya dan pejabat? Sungguh kasihan dan memalukan!


#
Entah mengapa, saya paling benci melihat orang-orang bersikap hormat yang berlebihan pada atasan atau boss. Membungkuk-bungkuk hormat di hadapan pejabat.

Padahal tujuannya untuk mencari muka. Bukan karena rasa hormat yang sesungguhnya. Itulah namanya MENJILAT.

Terus terang saya takut hal itu terjadi juga pada diri saya. Bila terjadi pada diri saya, tak ada alasan untuk membenci diri sendiri. Memuakkan.

Tapi acapkali saya masih bisa tertawa melihat para pegawai yang siapa satu. Seperti mau terjadi tsunami. Semuanya sibuk dan kelabakan. Padahal baru berembus kabar angin boss hendak datang.

Bayangkan sendiri apa yang terjadi bisa boss sudah berdiri dihadapannya.
Semua pasti memasang mukanya yang terbaik.

Mempersiapkan gaya dan senyum bak hendak syuting iklan pasta gigi. Tapi sayangnya jadi kaku bagaikan robot.

Tidak di mana. Di sana dan di sini. Seperti ada kewajiban orang yang lebih tak punya menghormati orang-orang kaya.

Sebaliknya yang kaya tiada keharusan untuk memberikan hormat. Bisa suka-suka. Tapi yang tak punya mau tak mau rela menerimanya.

Begitu juga yang berlaku bila ada pejabat teras yang hendak berkunjung. Semua pejabat di bawahnya sibuk merapikan topengnya demi menyambut atasannya.

Memang menyedihkan, bila kita sampai harus menipu diri sendiri dan orang lain dengan sikap hormat kita yang tak lebih untuk MENJILAT

Entah mengapa banyak oknum manusia yang rela menghinakan dirinya dengan MENJILAT. Bermanis-manis laku di depan boss atau atasan. Untuk menciptakan kesan yang baik.

Tetapi sikapnya berubah drastis ketika berhadapan dengan orang susah dan di bawahnya. Tiada senyum. Yang ada hanya raut muka seram.

Mari periksa diri kita. Apakah perilaku kita seperti demikian? Bila iya, sungguh perlu merasa malu. Karena memang memalukan.

Rasa hormat layaknya diberikan kepada siapa saja. Bukannya menunduk hormat kepada orang kaya dan mendongakkan kepada terhadap orang susah.

Hormat bukan dengan melihat status atau jabatannya. Tetapi rasa hormat karena rasa kemanusiaan. Rasa persaudaraan. Rasa hormat karena sama-sama ciptaan Tuhan.

Sadarilah, menjadi orang yang suka MENJILAT itu memalukan dan memuakkan sebagai manusia. Tak layak kita lakukan. Apalagi MENJILAT hanya karena beberapa lembar uang saja.

[caption id="attachment_178105" align="aligncenter" width="250" caption="ilustrasi: indotrendy.blogspot.com "][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun