Sebaliknya judul tulisan yang ala kadarnya dan sederhana. Walaupun isi tulisannya bagus hanya akan berlalu begitu saja. Kecuali penulisnya sudah punya nama besar. Itu lain cerita.
Untuk urusan ini tentu para penulis yang suka mengembara di dunia maya memahami dengan baik.
Itulah kemudian yang dimanfaatkan oleh penulis yang mengejar kepopuleran sesaat. Mendayagunakan "kelemahan" manusia kekinian yang lebih tertarik pada penampilan dan memiliki tingginya rasa penasaran.
Seperti kita tahu. Judul tulisan ibaratkan pakaian pada tubuh kita. Karena itu banyak penulis yang mencantumkan judul yang menarik dan bikin penasaran pada tulisannya. Tentu tujuannya untuk mengundang banyak pembaca.
Kita tidak memungkiri, memberi judul yang menarik dan memikat memang sangat perlu. Tetapi yang tidak kalah perlu adalah isinya jangan sampai kalah menarik dan memikat daripada judulnya.
Apalagi sampai judul yang hanya menipu dan membuat pembaca kecewa berat. Karena kesal, lalu menyumpahi dan mengutuki. Apa tidak gawat?!
Namun sebaliknya, sebagai pembaca kitapun semestinya membaca sebuah tulisan tidak semata karena penampilan judul tulisannya saja. Lalu kecewa dan mengumpat pada penulisnya.
Seperti kejadian yang dialami seorang teman yang bercerita.
"Sialan, Mas. Saya ketipu sama rok mini. Waktu ada yang lewat pakai rok mini. Mana badannya seksi lagi. Lalu saya ikuti karena penasaran. Saya panggil untuk berkenalan. Tapi ya ampun. Suaranya serak-serak kering ketika menyahut!"
Lah, salah siapa? Syukirin! Eh, maksudnya syukur bukan saya yang mengalami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H