Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

BerlipaT

19 Maret 2012   13:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:47 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Soal pahala memang tidak bisa hanya dijelaskan dengan kata-kata. Tetapi untuk menjelaskannya perlu menggunakan kata-kata.

Setiap agama pasti ada berbicara tentang pahala. Walau dengan bahasa yang berbeda.

Pada intinya adalah apabila kebaikan yang kita lakukan dengan tulus, maka pahalanya akan BERLIPAT. Bahkan ada ilustrasi yang menggambarkan, satu kebaikan yang sungguh-sungguh keluar dari nurani senilai sepuluh ribu kilo emas di surga nanti.

Wow.. Tak terbayangkan berapa BERLIPAT-nya balasan yang kita terima. Kalau kita ibaratkan berbisnis, maka berbisnis dengan Tuhan itu paling menguntungkan.
Tentu saja apabila transaksinya tulus dan jujur.
Sebagai manusia umumnya kita memiliki sifat yang mengharapkan pamrih. Mengharapkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Keuntungan yang BERLIPAT dari modal yang kita keluarkan.

Apalagi bagi kita yang bergerak di bidang bisnis. Pasti kita selalu menginginkan keuntungan yang BERLIPAT, agar cepat kaya.

Demi meraih keuntungan yang BERLIPAT. Tidak segan-segan kita melakukan kecurangan dan melanggar hukum. Menimbulkan kesulitan bagi pihak lain.

Herannya banyak di antara kita karena sibuk berbisnis dengan sesama manusia. Lupa berbisnis dengan Tuhan yang notabene lebih menguntungkan.

Padahal modalnya pun tidak perlu besar. Cukup ketulusan dan keikhlasan saja. Hanya dengan satu ketulusan, maka keuntungannya akan BERLIPAT.

Apa yang kita miliki bisa kita gunakan untuk melakukan kebaikan yang berpahala.

Uang, kata-kata, dan tenaga kita adalah modalnya. Setiap orang pasti memiliki salah satunya.

Dengan uang kita bisa membantu kesusahan orang lain. Menyumbang untuk pembangunan rumah ibadah. Membantu membangun sarana umum yang bermanfaat bagi orang banyak.

Dengan kata-kata kita bisa mengingatkan orang lain tentang kebaikan dan kesalahan. Menganjurkan orang berbuat baik dan menyadarkan orang yang berbuat kesalahan.

Dengan tenaga kita bisa membantu pembangunan rumah ibadah dan sarana umum lainnya demi kepentingan orang banyak.

Tetapi seringkali demi rejeki yang sementara kita mengabaikan pahala yang BERLIPAT. Padahal balasan rejeki akan ada habisnya, sedangkan balasan pahala akan kita nikmat tiada habisnya.

Jujur nih, kalau menulis soal pahala lumayan lancar. Kalau disuruh bicara, pasti lidah saya BERLIPAT-lipat. Maklum, kaku. Takut dibilang cuma omong doang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun