Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kalah 2-0, Ada Apa Garudaku?

9 Maret 2012   16:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:18 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13313105971572503721

Asa di depan mata telah melayang. Tropi Sutan Hassanal Bolkiah 2012 untuk pengobat lara atas kekalahan 10-0 dari Bahrain tak kesampaian. Malahan semakin menambah luka lara yang tak berkesudahan.

Dalam partai puncak Jumat (9/3), di Hassanal Bolkiah National Stadium, menghadapi Brunei Darussalam yang notabene tim kelas "anak bawang" Timnas Garuda U21 harus terjungkal. Ini tentu membuat jengkel dan ada juga tawa terpingkal. Tak masuk akal.

Gawang Garuda Muda dua kali dijebol oleh para punggawa Brunei tanpa mampu membalas satu golpun.

Andik Vermansyah seakan tak berdaya menembus pertahanan Brunei yang begitu rapi.

Apalah daya. Perjuangan hanya sampai disitu saja. Langkah gontai, kepala tertunduk meninggalkan lapangan. Galau. Kekecewaan menghimpit dada.

Ada apa gerangan wahai Garudaku. Kepak sayapmu tak bertenaga. Cengkeramanmu tak setajam dulu. Bahkan menghadapi tim Brunai pun seperti kehilangan nafsu.

Begitulah akibatnya. Para pengurus berseteru terus. Para pemain jadi tak terurus. Semangat bermain jadi tergerus. Kemenangan menjadi pupus.

Malangnya nasibmu Garudaku. Akibat ulah para elit yang berkepala batu. Yang lebih mengumbar nafsu dan mencari pengaruh. Walaupun harus dengan cara menciptakan kisruh.

Kalah dua nol dari Brunai memang terasa konyol. Padahal sebelumnya ingin membantai kalau bisa dengan sepuluh nol. Apalagi di depan ada Andik yang haus gol.

Semoga rentetan peristiwa kekalahan memalukan ini sedikit membuka mata elit yang sedang getol mempertunjukkan ketololan.

Wahai Garudaku, di atas lapangan bola kalah. Tetapi semangat di dada harus terus menyala. Sebab kesempatan masih terbuka. Tidak boleh ada kata putus asa.
Tetap tegakkan kepala.

Kepallkan tangan sambil nyanyikan, Garuda di Dadaku. Lupakan rasa malu. Kekalahan bukan dijadikan ratapan.

Sungguh heran kalau para petinggi sepakbola yang bertikai tidak sadar juga Tim Garuda kehilangan darah adalah ulah mereka. Berseteru tanpa rasa malu demi memperjuangkan nafsu. Akhirnya nasib pemain jadi kelabu.

[caption id="attachment_175634" align="aligncenter" width="400" caption="Timnas Garuda U21 sedang berlatih//kompas.com"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun