Begitulah. Kalau orang kecil telat tidak perlu dimaklumi. Tapi kalau orang besar
yang telat harus dimaklumi. Kan mereka sibuk. Satpam tidak mungkin akan menyuruh manajer yang telat itu pulang.
Lalu iseng-iseng saya curhat di warung. Karena tidak mungkin juga saya memarahi manajer yang telat yang menyebabkan para pelamar harus menunggu. Maklum saya juga orang kecil.
"Kalau secara kemanusiaan ya gak boleh gitu. Jangan mentang-mentang mereka yang butuh. Lalu dibiarkan terus menunggu. Kalau tidak mau nunggu, toh masih banyak yang mau kerja. Padahal kan perusahaan butuh tenaga mereka juga."
"Iya sih. Tapi manajer sibuk. Mungkin ada meeting mendadak atau urusan lain." bela seorang rekan.
"Tapi kan bisa dijadwal. Tidak bisa semaunya. Membuat orang menunggu tidak ada kepastian." sahut saya.
Ngomong-ngomong kok saya yang sewot ya?! Padahal para pelamar yang menunggu sudah ikhlas menerima nasibnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H