Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kongkalikong Pengusaha dan Pejabat Itu Biasa!

1 Maret 2012   06:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:42 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_174357" align="aligncenter" width="400" caption="Mau???//freedigitalfhotos.net "][/caption] Di mana-mana yang namanya pengusaha itu tujuannya adalah untuk mencari untung dan selamat. Selain dengan menajemen yang baik dan menggunakan tenaga-tenaga yang kompeten. Namun demi untuk meraih keuntungan yang cepat. Tidak sedikit pengusaha sampai perlu dengan cara yang tidak wajar. Tidak sedikit yang pergi ke paranormal dan tempat keramat. Belum sampai disitu. Ada juga yang kongkalikong dengan para pejabat dalam urusan berbagai hal yang menjadi kewajiban pengusaha atau perusahaan. Prinsip ekonomi kuno masih tetap menjadi pegangan kebanyakan pengusaha pada jaman modern sekarang ini. Bagaimana meraih keuntungan yang besar dengan modal yang ada. Pengusaha umumnya banyak akal mencari celah dan cara untuk meminimalkan pengeluaran yang menjadi kewajibannya. Salah satu cara adalah dengan mengelabui pengeluaran pajak dengan cara merekayasa. Pengusaha bisa saja menyewa akuntan untuk merekayasa aset atau data-data agar pajak yang menjadi tanggungan lebih kecil nilainya dari seharusnya. Tetapi kalau dari pihak pajak ketat dan konsistensi dengan tugasnya, pasti pengusaha tidak akan berkutik. Itulah sebabnya pengusaha akan mencari orang pajak yang berwenang untuk kongkalikong. Dengan demikian semua rekayasa akan tertutup rapi. Untuk itu tentu harus ada biaya yang dikeluarkan. Pengusaha pasti sudah pintar menghitung. Begitu juga orang pajak. Akhirnya kata sepakat dan tahu sama tahu berlangsung. Seumpama pajak yang wajib disetor ke negara 5 miliar. Diaturlah laporannya menjadi 3 miliar. Kelebihan 2 miliar ya dibagi ratalah. Masing-masing 1 miliar untuk pengusaha dan pejabat pajak. Kalau bisnis model begini siapa yang tidak mau? Apalagi sampai mencapai miliaran. Sebenarnya hal ini bukan menjadi rahasia umum lagi. Saya yang bukan pengusaha saja tahu hal beginian. Soal kongkalikong antara pengusaha dan pejabat sudah menjadi praktek yang begitu terang. Karena banyak yang sudah tahu. Jadi, kasus suap yang menjerat Dhana Widyatmika, pegawai kantor pajak golongan III/C, yang memiliki rekening sampai puluhan miliar tentu tidak mengherankan. Bagi kita yang mengetahui urusan kongkalikong ini, justru mengherankan bila hanya Gayus dan Dhana saja kasusnya yang terbongkar. Karena dalam prakteknya mustahil hanya melibatkan satu orang saja. Mungkin terlalu lugu, kalau kita tidak mengetahui hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun