Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Apakah Menulis di Kompasiana, Sekadar Mengharapkan Banyak Pembaca?

18 Agustus 2011   05:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Tak dipungkiri, bahwa salah satu tujuan menulis di Kompasiana adalah agar tulisannya banyak dibaca orang. Jumlah pembaca terpantau melalui indikator yang ada di setiap tulisan.

Karena itu, para penulis melakukan berbagai cara untuk mendatangkan para pengunjung.  Menulis topik yang sedang aktual, seks, agama, dan dengan memberi judul yang bombastis adalah diantaranya.

Masih ada lagi dengan cara menyebarkan link tulisannya kemana-mana.
Adakah yang salah?
Saya tidak ingin membicarakan salah dan benar.  Karena itu saya hanya bisa mengatakan, bahwa semua itu sah-sah saja dan itu adalah termasuk warna-warni kehidupan.

"Kalau begitu, tulis saja di diary!" Begitu komentar sinis beberapa kompasianer, ketika ada kompasianer yang mengatakan bahwa ia menulis tidak peduli dengan jumlah pembaca. Ada yang baca syukur, tidak juga tidak apa-apa.

Mengapa ada kompasianer yang harus berkata sinis layaknya boss yang memerintah,"Tulis saja di diary kalau begitu!"

Karena dipastikan yang ada di kepala kompasianer bersangkutan adalah setiap menulis selalu berharap tulisan banyak dikunjungi, sehingga beranggapan semua kompasianer seperti dirinya juga.

Terus terang dulu saya adalah termasuk kompasianer model demikian,maka saya selalu berpikir seperti itu kepada orang lain, tapi belakangan saya menyadari itu adalah sebuah pemikiran yang tidak seratus persen benar.

Anda adalah apa yang Anda pikirkan, tepat sekali.
Cuma sayangnya apa yang dipikirkan tentang diri sendiri kemudian dituduhkan kepada orang lain yang belum tentu benar.

Saya percaya masih banyak penulis di Kompasiana yang menulis tidak sekadar untuk mengejar banyaknya pembaca yang mengunjungi tulisannya. Walaupun orang itu bukan saya.  Karena tujuannya menulis melampaui hal itu. Untuk berbagi dan bersilaturahmi misalnya.

Kalau mau jujur, sebenarnya saya juga berharap setiap tulisan saya banyak yang mengunjungi. Bila perlu satu miliar pembaca dari seluruh penjuru bumi dan bahkan dari planet lain. Planet Kenthir misalnya.
Walau ada juga saat menulis, niatnya yang penting menulis sebagai renungan dan berbagi kepada para sahabat yang berkenan. Tidak peduli kepada jumlah pembaca lagi.

Kalau boleh jujur juga, sebenarnya secara diam-diam saya juga punya target tertentu soal jumlah pembaca atas tulisan saya.
Targetnya tidak muluk-muluk, minimal 30 dan maksimal 100 pembaca. Kalau mencapai jumlah itu, rasanya sudah sukses bagi saya. Bila lebih dari itu, ya syukur alhamdulilah!

Jumlah pembaca memang penting dan dapat menaikkan gengsi dan reputasi kita sebagai penulis. Bila diantara kita lebih mengutamakan ketenaran dengan selalu mengharapkan tulisannya banyak yang baca, apa peduli saya?

Karena saya sendiri, mengharapkan lebih dari itu, karenanya saya juga tidak peduli bila ada tulisan-tulisan saya dibaca hanya segelintir saja.  Saya punya tujuan yang lebih daripada sekadar banyak yang baca!

Berbagi dan bersilaturahmi, dua diantaranya.
Ketiganya adalah sebagai arena untuk belajar menulis dan keempat itu..... Ehm, apa ya?!
Moga-moga dapat hadiah! Boleh, kan???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun