Setiap pengalaman seburuk apapun, pasti ada pengajaran dan pembelajarannya bagi hidup kita...
#
Yang namanya kemalangan atau yang sering kita anggap sebagai nasib sial. Kapan saja bisa datang menghampiri tanpa permisi. Coba kalau bilang-bilang dulu, pasti kita bisa mengantisipasinya.
Kalaupun memberikan tanda-tanda jarang kita mau memahaminya.
Beberapa hari menjelang hari Imlek untuk merayakan kegembiraan dan kebahagiaan. Saya justru mengalami kemalangan.
Yang pertama adalah ban luar motor yang belum lama saya ganti tiba-tiba meletus saat melaju di jalan raya. Saya sampai keheranan dan terbengong. Kok bisa ya? Yang bikin saya tambah bengong adalah kantong sedang kosong.
Setelah kejadian membuat saya masih bergumam,"Untung saya bawa motornya pelan!"
Kemudian juga merenungi kesalahan saya saat memutuskan membeli ban tersebut yang berlabel buatan Cina dengan harga yang cuma berbeda beberapa puluh ribu dengan ban standar. Dengan alasan coba-coba dan uangnya pas-pasan. Padahal ban adalah sangat penting untuk keselamatan.
Berhubungan dengan nyawa kok coba-coba?
Yang kedua adalah tanpa angin tanpa hujan motor saya hampir terbakar. Awalnya bermaksud mencuci bersih motor yang sudah berbulan-bulan tidak dicuci di tempat pencucian dengan salju.
Biar kelihatan baru, kan mau Imlek-an.
Baru mulai dicuci saja, mesin airnya sudah mogok. Karena saya asyik menulis, jadi tidak begitu peduli. Walaupun sudah cukup malam.
Setelah selesai dicuci, saat hendak dinyatakan, justru motor saya yang mogok.
Biasanya kalau mogok begitu saya buang bensinnya dari karburator. Karena saya sudah paham penyakitnya. Tapi kali ini motornya tetap tidak hidup setelah disela cukup lama.
Kemudian saya dorong ke bengkel untuk diganti businya. Anehnya tetap tidak bisa nyala juga. Penasaran. Saya buang bensinnya lagi.
Ketika saya berusaha menyela lagi, tanpa saya sadari terjadi kebakaran di sekitar mesin. Mekaniknya mengingatkan dan langsung menyiramkan air. Tapi tidak bisa padam.
Lalu saya dorong ke tempat pencucian motor. Apinya semakin membesar. Saya mulai panik. Seumur-umur baru mengalami kejadian ini.
Akhirnya rencana mudik ke Lampung malam itu batal. Namun saya tetap bersyukur malam itu tidak jadi berangkat, gara-gara motornya mengalami kebakaran. Karena sebelumnya ada firasat tidak enak, kalau pulangnya malam itu.
Saat sampai ke rumah, Si Dede mengingatkan,"Pi, pulang ke Lampung besok aja ya. Perasaan Dede gak enak. Besok Dede mau sekolah Minggu dulu. Mau berdoa."
"Kok sama sih perasaan kita? Papi juga perasaannya begitu!" sahut saya yang masih ngeri mengingat kejadian yang baru terjadi. Kalau motornya terbakar atau meledak seperti ban motor. Bisa-bisa tulisan ini tidak akan ada.
Karena itu menurut saya daripada menyesali kemalangan, lebih baik memetik pembelajaran dari kemalangan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H