Peringatan: Tulisan kisah Si Kate tidak berkepentingan membuat Anda tertawa berguling-guling sampai nungging atau terkencing-kencing. Apalagi membuat mati ketawa ala orang sinting. Tapi hanya mengingatkan, tertawa itu memang penting! #
Belakangan Si Kate lebih banyak belagu dalam menulis. Masih euforia menikmati keberhasilannya menulis selama 700 hari tanpa henti. Dengan tulisan mencapai ribuan. Si Kate jadi sibuk pamer sana-sini. Merasa sudah hebat barangkali.
Penulis sendiri merasa geli dengan Si Kate. Bertanya-tanya, apa hebatnya sih kalau cuma begitu? Tidak tahu malu dan sok hebat sendiri. Padahal kualitas tulisannya masih dipertanyakan.
Buktinya Si Kate getol menulis di blogshoptips, sampai di atas 60 lebih. Tapi tak satupun dilirik Admin jadi headlines. Memalukan! Seharusnya Si Kate tahu malu dan intropeksi. Jangan menulis terus sampai lupa diri. Apa pentingnya sih?
Tulisan Si Kate tidak penting dan tidak dilirik-lirik. Bisa jadi memang tulisan Si Kate kurang berkualitas. Bisa juga kualitas Admin yang kurang. Yang jelas, menurut penulis, Si Kate belum ada apa-apanya dan tidak pantas dibilang penulis hebat.
Pembaca, ini rahasia kita bersama ya!. Jangan sampai ketahuan Si Kate. Urusan bisa runyam.
Ssstt ... Ada Si Kate datang. Harap semua diam-diam. Kelihatannya lagi serius.
"Bro... Pesanan saya udah dijalanin?" Si Kate bertanya sambil berkacak pinggang.
"Pesan apa ya, Boss? Nasi goreng vegetarian buat makan siang?!" Penulis pura-pura bloon.
"Ah, kamu! Pesanan tulisan tentang prestasi menulis tanpa henti 700 itu. Ini penting loh!" Benar, kan? Si Kate masih euforia dengan prestasi picisannya.
"Ooooh itu? Sudah dilaksanakan dari kemarin-kemarin, Boss. Saya tulis besar-besar biar orang sejagat dunia maya tahu! Kalau gak salah yang baca mencapai ratusan ribu!" Penulis mencoba menjilat.
"Kamu ini berlebihan. Lebay deh. Mana ada tulisan kamu yang mencapai sampai ratusan ribu?!"
"Ada, Boss. Kalau termasuk makhluk halus yang ikut baca!" Penulis tertawa cengengesan.
"Husss, kamu ini ada-ada aja!" Si Kate tetap pasang muka serius. Padahal sudah diajak ketawa.
"Bro... Menurut kamu, sebenarnya bagaimana sih tulisan saya? Coba pendapat kamu yang jujur". Wah, Si Kate minta pendapat yang jujur. Bagaimana ini, pembaca? Saya kan sudah jujur diawal tulisan. Kalau langsung ngomong sama orangnya. Mana tega?
"Gimana ya, Boss? Bagus sih!" Penulis bergaya penjilat sambil berdehem. "Tapi memang harus ada perbaikannya, Boss. Kalau bisa kuantitasnya dikurangi. Kualitasnya ditambahi. Kalau Boss jarang-jarang nulis, kan bikin kangen juga yang baca."
"Wah, saya setuju dengan pendapat kamu, Bro...! Sebenarnya saya juga berpikir untuk tidak terlalu gencar menulis. Cukup menulis yang penting dan bermanfaat. Tapi benar nih, tulisan saya bagus? Lihat mukamu sih, kelihatan bohongnya! Saya sendiri aja merasa tulisan-tulisan saya masih payah dan tidak ada apa-apanya!" Sepertinya Si Kate bisa membaca keadaan.
"Itu kamu tahu, Boss! Syukurlah nyadar!" Bisik penulis dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H