Berkenaan sifat narsis, saya pikir setiap orang memilikinya. Tergantung bagaimana setiap individu mengendalikannya. Bahkan orang gila juga suka narsis. Cuma tidak sadar saja. # Belakangan ini dua pejabat yang selalu membuat berita dengan tindak-tanduknya, siapa lagi kalau bukan Dahlan Iskan dan Joko Widodo. Yang satu Menteri BUMN dan satu lagi Wali Kota Surakarta. Mengapa selalu menjadi berita? Karena apa yang beliau-beliau lakukan berbeda dari pejabat kebanyakan. Dilain pihak, media membutuhkan berita-berita yang lain daripada yang lain dari pejabat kita. Kloplah! Kemudian terjadi pro dan kontra. Mengundang simpati dan apresiasi atau cibiran dan kecurigaan atas tindakan kedua pejabat ini. Itu sudah lumrah berlaku di masyarakat. Itulah resiko menjadi manusia umumnya dan pejabat publik khususnya. Setiap gerak-gerik kita pasti selalu ada yang memperhatikan dan mendapatkan penilaian. Khususnya mengenai Joko Widodo, Wali Kota Surakarta yang akrab disapu Jokowi. Apa yang dilakukannya tidak sedikit dinilai sebagai mencari perhatian dan sikap narsistik. Yang terbaru dimana mengundang pembicaraan dan pembahasan ramai masyarakat dan pejabat adalah berkenaan dengan mobil Kiat Esemka. Mobil hasil rakitan siswa-siswa SMK 2 Surakarta. Masyarakat bersimpati dan memberikan apresiasi positif, karena masyarakat begitu merindukan pejabat yang merakyat. Dimana sudah sulit ditemukan di negeri ini. Sudah merupakan barang langka. Apa yang dilakukan Jokowi dan Dahlan Iskan membuat masyarakat seakan menemukan harapannya untuk memiliki pejabat yang merakyat atau pro rakyat. Sebaliknya kita juga perlu memaklumi pihak-pihak yang sinis. Semua ini tentu berdasarkan pengalaman selama ini yang sering dikecewakan oleh perilaku pejabat yang suka mencari simpati. Dengan melakukan tindakan-tindakan yang seakan-seakan pro rakyat. Tetapi dibaliknya ada kepentingan tentu. Yang kemudian terbukti hanya untuk mengambil hati rakyat saja. Tak heran kemudian ada yang menilai apa yang dilakukan Jokowi sudah mengarah narsis. Betulkah? Bisa iya bisa, bisa tidak. Hanya beliau sendiri yang paling tahu. Mungkin saja awalnya tidak. Tapi lama-lama timbul keinginan menjadi narsis akibat kerinduan untuk terus diberitakan. Semoga saja ini menjadi contoh positif bagi pejabat lain. Bukan narsisnya. Tapi sikap positifnya yang merakyat. [caption id="attachment_162232" align="alignnone" width="240" caption="Republika.co.id"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H