Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buat Apa Rakyat Punya Wakil Bila Hanya Membuat Hidupnya Melarat?

24 September 2011   05:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:40 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dana proyek cuma 4 miliar. Tapi sudah diembat 1 miliar di DPR.

Gileee beneeer!

Sebenarnya tidak harus kaget sih. Tapi tetap harus kaget juga. Daripada diam tiada reaksi.

Pada sebuah acara di TV One, dengan tegas Bapak Ridwan Saidi, mantan anggota DPR dan budayawan Betawi mengatakan, bahwa ia tidak percaya Bangar DPR. Berkenaan dengan bagi-bagi rejeki dari anggaran dikalangan anggotanya.

Menurut beliau, pada jamannya menjadi anggota DPR, pernah menangani kasus. Dimana anggaran untuk sebuah daerah senilai 4 miliar. Tapi sudah dipotong 1 miliar di DPR.

Itu artinya 25 persen dari nilai total proyek. Hanya di DPR saja. Selanjutnya bagaimana nasib sisa dana 3 miliar lagi. Silakan hitung sendiri.

Jadi isu-isu yang sudah kita dengar dari dulu, bahwa hanya 40 persen saja dana anggaran yang benar-benar digunakan. Selebihnya dibagi-bagikan masuk kantong.

Jamannya Presiden Soeharto begitu. Jaman sekarang jamannya Presiden SBY tetap juga begitu. Uang proyek apapun dan di manapun tidak pernah utuh. Walau presidennya sering berseru-seru,"Perangi korupsi!"

Yang lebih mengenaskan adalah ternyata praktek bagi-bagi uang proyek ini dianggap legal. Sebab sistem itu sendiri memberikan peluang terjadinya pembagian uang. Begitu yang sering kita dengar.

Kita bisa bayangkan. Kapan rakyat bisa sejahtera bila sampai sekarang praktek pembagian jatah proyek terus berlangsung?

Dana-dana yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat lebih banyak yang masuk ke kantong para penyelenggara negara dan wakil rakyat saja. Rakyat hanya kebagian sisanya. Rakyat tetap akan sengsara di bawah para wakilnya yang kaya.

Kalau begitu apa gunanya rakyat punya wakil kalau hanya untuk diperalat?
Buat apa rakyat memiliki pejabat yang hanya akan membuat mereka melarat?
Miris memang, melihat sebuah negara yang pemerintahnya dijabat oleh orang-orang yang beragama dan ber-Tuhan serta gagah perkasa melakukan sumpah jabatan. Tapi kebanyakan _catat, tidak semuanya!_ hanya para keparat. Tak lebih dari seorang penjahat yang rela membuat rakyatnya hidup melarat dan sekarat.

Saya marah. Marah pada diri sendiri. Sebab tak kuasa mengubah keadaan ini. Marah. Hanya bisa menuliskan melihat kebobrokan pemerintah ini yang mungkin hanya dianggap basa-basi.
Tidak apa. Memang tak ada yang bisa kuubah. Walau saya menangis saat menuliskan hal ini! Suara nuranikah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun