Kalau begitu apa gunanya rakyat punya wakil kalau hanya untuk diperalat?
Buat apa rakyat memiliki pejabat yang hanya akan membuat mereka melarat?
Miris memang, melihat sebuah negara yang pemerintahnya dijabat oleh orang-orang yang beragama dan ber-Tuhan serta gagah perkasa melakukan sumpah jabatan. Tapi kebanyakan _catat, tidak semuanya!_ hanya para keparat. Tak lebih dari seorang penjahat yang rela membuat rakyatnya hidup melarat dan sekarat.
Saya marah. Marah pada diri sendiri. Sebab tak kuasa mengubah keadaan ini. Marah. Hanya bisa menuliskan melihat kebobrokan pemerintah ini yang mungkin hanya dianggap basa-basi.
Tidak apa. Memang tak ada yang bisa kuubah. Walau saya menangis saat menuliskan hal ini! Suara nuranikah?