Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humor

Mutasi Itu Wajar! Korupsi Juga Wajar! Kalau Sensi Wajar Dong?

22 September 2011   11:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:43 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang pejabat atau penegak hukum kalau dimutasi itu wajar. Sudah sesuai aturan dan prosedur. Begitu kata pimpinan beralasan. Jadi jangan berprasangka buruk dulu. Mutasi itu untuk promosi yang bersangkutan meniti jenjang karir yang lebih tinggi. Alasan berikutnya.

Seorang pejabat atau penegak hukum yang berintegritas, bila sengaja dimutasi ke sana-sini itulah adalah hal yang sangat wajar. Sebagai seorang pejabat yang baik dan masih berpegang pada nurani, dianggap sulit diajak bekerjasama.

Wajar saja, karena kebanyakan pejabat dan penegak hukum kita nuraninya entah ke mana disembunyikan.
Pejabat yang jujur, kemudian dijadikan musuh bersama dan harus disingkirkan.

Di negeri ini, namanya perbuatan korupsi itu adalah hal yang wajar bagi para pejabat dan penegak hukum.
Wajar, karena modal yang dikeluarkan untuk meraihnya dulu sangatlah mahal.

Wajar, kalau setelah menjabat mereka sibuk mencari celah untuk korupsi agar modal bisa segera kembali.
Wajarlah, kalau pejabat dan penegak hukum berlomba-lomba mencari kesempatan untuk memperkaya diri.
Kapan lagi, kalau bukan saat ini.

Wajar, kalau pejabat dan penegak hukum di negeri ini tidak pernah jera untuk berbuat korupsi. Tapi semakin jadi. Sebab sudah dijadikan tradisi. Apalagi hukum bisa dibeli.

Korupsi sudah dianggap hal yang wajar. Justru bila Anda berani menentang dan bersuara, akan dianggap kurang ajar dan akan dihajar.

Dari dulu sudah banyak dibentuk komisi ini-itu untuk memberantas korupsi. Tapi nyatanya bubar semua tanpa bekas sama sekali.

KPK, komisi pemberantasan korupsi terkini, sudah diterjang berkali-kali. Sampai pimpinannya dibui dengan rekayasa dan konspirasi.

Wajar, wajar. Sebab KPK dianggap kurang kerjaan dan mengganggu kenyamanan para koruptor untuk beroperasi. Mereka tidak akan berhenti untuk terus melemahkan komisi ini.

Akhirnya, wajar juga kalau masyarakat sekarang begitu sensi atau sensitif dengan segala gerak-gerik para elite.
Wajar kalau selalu timbul kecurigaan dan ketidakpercayaan.

Wajar kalau masyarakat tidak begitu saja mau diperdaya. Bahwa pejabat yang baik dan jujur itu dimutasi sebagai promosi dan sesuai aturan. Sebab tak jarang itu adalah cara untuk membuang orang yang dianggap penghalang.

Wajar kalau masyarakat sensi atau meragukan pidato pimpinannya yang akan menindak tegas para pelaku korupsi. Buktinya, korupsi tetap saja merajalela dan semakin jadi.

Dari tadi bicara soal wajar, saya baru sadar. Sebenarnya apakah wajar saya menuliskan hal ini?
Gawat, kalau dianggap kurang ajar dan perlu diajar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun